Peran BUMN Dalam Pembangunan Infrastruktur di Indonesia

Jakarta, 5 Oktober 2017 – Selama ini banyak di antara kita, masyarakat Indonesia, yang masih belum mengetahui peran BUMN dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia. Itu sebabnya, BUMN Untuk Negeri menyelenggarakan acara “Ngobrol Santai Bareng Menteri BUMN”. Ketika tiba di gedung Plasa Mandiri, Jalan Gatot Subroto Jakarta, saya bersama teman-teman bloger langsung diajak ke taman tengah gedung Plasa Mandiri. Di sana, saya sempat keheranan melihat tatanan panggung dan kursi-kursi yang tersedia. Saya sampai bertanya ke PIC yang menemani kami, “Serius nih Mas acaranya di sini?” PIC acara tersebut menjawab kalau memang Menteri BUMN menginginkan acara ini berjalan dengan konsep yang benar-benar santai.

Makan Malam Enak Berkonsep Merakyat

Satu per satu taman tengah gedung Plasa Mandiri mulai dipenuhi undangan, yaitu perwakilan dari masyarakat umum, awak media, dan para bloger. Sementara menunggu kehadiran Menteri BUMN, kami dipersilakan untuk makan malam dengan hidangan pilihan kami sendiri. Eits, tunggu dulu. Makanan yang tersedia bukan dalam bentuk prasmanan dan penataan seperti kebanyakan acara-acara resmi lho, melainkan penjual makanannya sekaligus diboyong untuk melayani undangan.

Sate
Sate
Soto dan Sekoteng
Soto dan Sekoteng

Ada penjual sate yang penjual beserta rombongnya berada di salah satu sudut taman, ada kue cubit, soto dan sekoteng, penjual kue pancong, bahkan tersedia pula gudeg. Saya memilih sate sebagai menu makan malam saya dan ikut mengantri dengan para undangan lain di depan rombong sate. Lalu saya duduk berkumpul dengan bloger lain di dekat penjual kue pancong. Di tengah kami menikmati makanan sambil bercakap-cakap, tiba-tiba saja Menteri BUMN, Rini Soemarno telah berbaur dengan undangan, bahkan berdiri tak jauh dari tempat saya duduk. Saya yang waktu itu belum tahu kalau beliau adalah Menteri BUMN yang ditunggu-tunggu dengan santainya mempersilakan beliau duduk. Setelahnya baru saya menyesal, kalau tahu beliau Bu Rini, mending saya duduk juga karena keren banget pastinya kan bisa duduk bersebelahan dengan Bu Menteri BUMN.

Menteri BUMN Berbincang dengan Undangan
Menteri BUMN Berbincang dengan Undangan. Foto: dok.pribadi

Bu Rini sempat bersenda-gurau dengan para undangan, juga bercerita capeknya beliau karena siang harinya beliau baru saja menemani Pak Presiden meninjau proyek dan terpaksa berjalan kaki kurang lebih 2 kilometer. Capek, katanya, tapi seru juga. Saya yang berdiri di depannya sampai melongo sambil berpikir, serius nih di depan saya ini Bu Menteri? Kok gayanya santai banget. Humble, ramah, dan sangat bersahabat. Saya beneran tidak menyangka Menteri BUMN, Rini Soemarno, orangnya asyik banget. Wah, ada satu lagi nih wanita hebat yang masuk dalam daftar tokoh idola saya, selain Bu Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan.

Bu Rini Memilih Gudeg Sebagai Menu Makan Malam
Bu Rini Memilih Gudeg Sebagai Menu Makan Malam. Foto: dok.pribadi

Sambil menikmati kue pancong yang telah Bu Rini pesan sebelumnya, beliau menjawab pertanyaan undangan, bahkan melayani sesi foto bersama. Lalu sambil berkata, “Lapar,” beliau berdiri dan mulai berkeliling. Ternyata pilihan Bu Rini adalah gudeg. Sayangnya, belum sempat Bu Rini menikmati makan malamnya sampai selesai, beliau telah dirubungi kembali oleh awak media sehingga sesi wawancara dadakan langsung digelar sambil lesehan. Untungnya panitia cepat tanggap dan membawa Bu Rini ke tempat seharusnya ngobrol santai diadakan.

Sesi Wawancara Dadakan Duduk di Tangga Taman
Sesi Wawancara Dadakan Duduk di Tangga Taman. Foto: dok.pribadi

Diskusi Santai Tapi Serius

Sekitar pukul 19.30 wib, acara ngobrol santai pun dimulai. Sebagai pembukaan, undangan dipersilakan menonton tayangan video mengenai pencapaian BUMN sepanjang tahun 2014 hingga 2017, termasuk berbagai infrastruktur yang telah dibangun, bahkan telah diresmikan dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. Selesai pemutaran video, MC mempersilakan Bu Rini berbicara. Namun sebelum itu, Bu Rini malah memperkenalkan tokoh-tokoh penting yang hadir bersamanya dalam acara ngobrol santai ini, antara lain Sofyan Basir (Direktur Utama PT. PLN), Bintang Perbowo (Direktur Utama Wijaya Karya), Alex Janangkih Sinaga (Direktur Utama PT. Telkom), M. Choliq (Dirut Waskita Karya), Imam Apriyanto Putro (Sekretaris BUMN), Hambra (Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis), Fajar Hari Sampurno (Deputi Bidang Usaha Pertambangan, dan masih banyak lagi tokoh penting lainnya.

Diskusi Santai Tapi Serius Mengenai Peran BUMN Dalam Pembangunan
Diskusi Santai Tapi Serius Mengenai Peran BUMN Dalam Pembangunan. Foto: dok.pribadi

Ibu Rini Soemarno kemudian menjabarkan mengenai peran BUMN dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia demi mendukung program pemerintahan Presiden Jokowi yang ingin mengentaskan kemiskinan, meningkatkan perekonomian, serta meningkatkan taraf hidup rakyat dan bangsa melalui pembangunan yang berkesinambungan. Slogan “Kerja, kerja, dan kerja” yang didengungkan oleh Presiden Jokowi bukan slogan semata karena faktanya, pemerintah, jajaran menteri, serta BUMN bekerja tak main-main dalam melaksanakan program pembangunan yang telah dicanangkan, mulai dari Pulau Sumatera hingga Papua. Tidak ada lagi ceritanya pembangunan hanya dipusatkan di Pulau Jawa saja. Meski begitu, Bu Rini tetap mengingatkan bahwa proses pembangunan tidak bisa serta merta selesai begitu saja. Sering yang terjadi di lapangan ada berbagai kendala yang perlu diselesaikan terlebih dahulu, salah satunya yang paling sering dialami saat pembangunan jalan tol adalah masalah pembebasan lahan.

“Di awal saya menjabat sebagai Menteri BUMN, saya memikirkan pembangunan Trans Jawa yang tak kunjung selesai sejak dicanangkan tahun 1996. Setelah ditelusuri, ternyata selama ini kendalanya ada pada proses pembebasan lahan. Pihak swasta yang memegang proyek tersebut akhirnya tidak mau menggarap. Saya kemudian berdiskusi dengan Direktur Utama Waskita Karya. Beliaulah yang menyarankan untuk membeli izin yang telah dibeli pihak swasta, kemudian kami yang melanjutkan proyek tersebut.”

– Rini Soemarno, Menteri BUMN –

Penjabaran yang diberikan Menteri BUMN, Rini Soemarno, mengenai hasil pembangunan dan peran BUMN dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia, berlangsung singkat karena kemudian ia mempersilakan kepada awak media dan bloger untuk mengajukan pertanyaan. Sesi tanya-jawab pun dimulai. Secara bergantian awak media mengajukan pertanyaan. Nah, berikut ini akan saya jabarkan beberapa pertanyaan dan penjelasan yang diberikan Menteri BUMN, Rini Soemarno, dalam acara bertema “Peran BUMN dalam Pembangunan Infrastruktur di Indonesia.”

Pembangunan Jalan Tol

Jalan merupakan insfrastuktur yang sangat penting di suatu negara. Jika setiap daerah bisa terhubung dengan adanya jalan maka pembangunan ekonomi di setiap daerah pun akan mengalami peningkatan secara signifikan. Itu sebabnya, BUMN bersinergi dengan berbagai pihak, pemerintah dan swasta, untuk mendukung percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Hasil kerja berbagai proyek pembangunan jalan tol pun kini sudah bisa dilihat. Contoh pembangunan jalan tol hasil sinergi BUMN dengan Jasa Marga, Pemerintah Provinsi Jateng, dan pihak swasta adalah pembangunan jalan tol Bawen- Salatiga. Dengan bersinergi dan bekerja sama seperti ini, pembangunan infrastruktur menjadi lebih cepat.

Jalan Tol Bawen
Jalan Tol Bawen. Sumber: Tribunnews.com

Untuk Trans Jawa ada beberapa jalan tol yang telah diresmikan, seperti jalan tol Semarang-Bawen yang telah dapat dilewati pada musim mudik tahun lalu. Kemudian ada pula jalan tol Mojokerto – Jombang yang baru saja diresmikan oleh Presiden Jokowi, tepatnya di Desa Penompo, Jetis, Mojokerto. Ibu Rini juga menyebutkan tahun 2019 nanti jalan tol Trans Jawa akan tersambung semua hingga Banyuwangi. Untuk sementara ini yang sudah selesai adalah jalan tol Merak-Probolinggo sepanjang 1.270 kilometer.

“Dengan pembangunan infrastruktur ke berbagai wilayah aktivitas ekonomi tidak hanya terkonsentrasi di Jawa saja, tetapi mencapai Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Saat ini kita mulai membangun jalan tol di Kalimantan Timur, yaitu jalan tol Samarinda – Balikpapan. Kemudian kita juga membangun jalan tol Manado – Bitung, di Sulawesi. Kita masih terus membangun.”

Jalan Tol Trans Sumatera
Jalan Tol Trans Sumatera. Sumber: Finance.detik.com

Selain itu, Ibu Rini Soemarno juga mengulas mengenai hasil pembangunan selama pemerintahan Presiden Jokowi periode 2014 hingga 2017. Dalam tiga tahun kepemimpinan Jokowi-Jusuf Kalla, Pemerintah Indonesia telah membangun jalan tol sepanjang 560 kilometer. Ini prestasi yang seharusnya membanggakan jika dibandingkan dengan pembangunan di masa lalu yang terhitung lambat. Tidak hanya jalan tol Trans Jawa, pemerintah juga telah mencanangkan, bahkan telah meresmikan, jalan tol di berbagai daerah lain di Indonesia, seperti Trans Sumatera, Trans Kalimantan, bahkan jalan tol di Papua.

Pernyataan Menteri BUMN, Rini Soemarno, tak perlu diragukan lagi karena pada 18 September 2017 lalu, laman CNN Indonesia merilis berita mengenai pelaksanaan uji kelayakan ruas tol Medan Binjai dan Tol Medan Kualanamu Tebing Tinggi. Uji kelayakan ini perlu dilakukan dan menjadi prasyarat sebelum ruas jalan tol dioperasikan dan dapat digunakan oleh masyarakat luas.

Pembangunan Listrik

Saat ditanya mengenai pembangunan dalam bidang kelistrikan, Ibu Rini Soemarno mengatakan bahwa rasio elektrifikasi listrik di Indonesia berdasarkan catatan Kementerian ESDM telah mencapai 92,8 persen hingga semester 1 tahun 2017. Hingga saat ini, PLN terus melakukan pembangunan jaringan listrik agar dapat menjangkau ke berbagai wilayah di Indonesia. Pemerintah Indonesia mencanagkan Program Pembangkit Listrik 46 ribu MW dan hal ini sedang berusaha direalisasikan oleh pemerintah yang bersinergi dengan BUMN, yaitu PLN. Dan baru saja Presiden Jokowi meresmikan PLTU di Serang, Banten, yang berkapasitas 660 MW sekaligus groundbreaking untuk PLTU Jawa 7, 9, dan 10 yang kapasitas totalnya mencapai 4.000 MW.

“BUMN memiliki fungsi sebagai agen pembangunan. Program pembangunan memang berat, namun kami tetap mengerjakannya dengan penuh semangat. Rencana pembangunan listrik yang telah dicanangkan pemerintah adalah 46 ribu MW dan sekarang yang sedang dalam proses pembangunan sekitar 26 ribu km,” kata Bu Rini Soemarno.

Program Pemerataan Harga BBM dan Semen

Beberapa waktu kita dihebohkan dengan baiknya harga BBM di awal masa pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla. Padahal upaya tersebut perlu dilakukan demi pemerataan harga BBM untuk semua wilayah di Indonesia. Bu Rini menyebutkan bahwa saat ini telah ada 25 daerah dari target 54 daerah yang harga BBM-nya sama dengan harga di Pulau Jawa.

“Dulu harga BBM di Papua antara 60 ribu hingga 70 ribu rupiah per liter. Sekarang Pertamina telah mampu menawarkan harga yang sama dengan harga BBM di Jakarta. Pemerataan harga selain BBM juga terjadi untuk harga semen. Saat ini harga semen di Kabupaten Jayawijaya berhasil ditekan menjadi 500 ribu per sak, padahal sebelumnya mencapai 2,5 juta rupiah per sak. Langkah ini dilakukan agar masyarakat di Jayawijaya bisa mendapatkan BBM dan semen dengan harga terjangkau,” kata Ibu Rini Soemarno.

Pembangunan Infrastruktur Jokowi.
Pembangunan Infrastruktur Jokowi. Sumber: detikfinance

Banyaknya Anak Perusahaan BUMN

Salah seorang awak media mengajukan pertanyaan dengan mengutip kasus beberapa waktu lalu sempat ramai, mengenai penilaian Ketua Kadin, Rosan P. Roeslani, mengenai BUMN yang berekspansi terlalu jauh hingga memiliki banyak anak, cucu, hingga cicit usaha, yang usaha-usaha tersebut tidak sesuai dengan bisnisnya dan menganggap anak usaha BUMN itu mengambil banyak porsi swasta dan bisnis. (Pemberitaan mengenai hal ini bisa pula dilihat di laman CNN Indonesia)

Menanggapi pertanyaan tersebut, Menteri BUMN, Rini Soemarno, mengaku tersinggung, namun beliau juga menjelaskan bahwa bertambahnya jumlah anak usaha BUMN disebabkan kegiatan anak perusahaan yang terus berkembang. Itu sebabnya, banyak perusahaan yang memutuskan untuk membentuk anak usaha baru agar dapat memberikan fasilitas yang lebih baik. Hal terpenting, masih menurut Bu Rini, anak usaha BUMN memberi keuntungan kepada negara karena BUMN merupakan perusahaan negara.

“25 persen market capital di pasar modal dari BUMN jadi harus berpikir sustainability. Harus memberi keuntungan. Ada hal yang secara bisnis harus dilakukan. Kami akan melakukan konsolidasi antar BUMN agar lebih efisien dan lebih baik dalam memberi pelayanan.”

Komodo Bonds

Dalam acara Peran BUMN dalam percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia ini juga ada awak media yang menyinggung mengenai Komodo Bonds. Ketika mendengar istilah ini, saya sempat kebingungan. Jadi sambil mendengarkan jawaban Bu Rini, saya sambil membuka gadget saya untuk mencari informasi mengenai Komodo Bonds tadi.

Komodo Bonds
Komodo Bonds. Sumber: https://www.kompasiana.com/kanopi_febui/59d8a9cf79c3b132757465e2/mengapa-komodo-bonds-menarik

Ternyata Komodo Bonds adalah surat utang global berdenominasi rupiah yang akan ditawarkan di luar negeri. Pemilihan nama Komodo karena hewan yang satu ini merupakan hewan khas Indonesia dan surat utang tersebut merupakan sesuatu yang baru saja diterbitkan di Indonesia. Pemerintah Indonesia mengambil langkah ini karena belajar dari negara lain yang telah sukses melakukan hal ini. Contohnya adalah Masala Bonds, surat utang yang dikeluarkan Pemerintah India, kemudian ada pula Dim Sum Bond berdenominasi Renmimbi, atau surat utang berdenominasi Rupee. Tujuan peluncuran Komodo Bond ini untuk mendapatkan alternatif sumber pendanaan bagi proses pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Sesaat sebelum mengakhiri acara ngobrol santai malam itu, Ibu Rini juga sempat menyinggung mengenai peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui bisnis online. Saat ini banyak sekali pelaku bisnis online yang mampu memasarkan barang dan jasa ke berbagai daerah dengan memanfaatkan akses internet. Melihat perkembangan menuju ke arah yang lebih baik di bidang bisnis online ini, sekaligus pemerataan teknologi dan ilmu pengetahuan, Telkom yang merupakan salah satu perusahaan BUMN, sudah mulai membangun jaringan fiber optik ke berbagai daerah di Indonesia dengan jangkauan kurang lebih 180.000 kilometer. Diharapkan jika masyarakat di berbagai daerah telah terkoneksi dengan jaringan 4G dan akses internet cepat maka peningkatan perekonomian masyarakat pun menjadi semakin melesat.

Peran BUMN dalam percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia sebenarnya masih banyak lagi. Namun karena keterbatasan waktu, maka acara ngobrol santai ini pun harus diakhiri. Pertanyaan yang tertinggal dalam kepala saya saat perjalanan pulang adalah apa peran saya dalam pembangunan bangsa? Apa yang bisa saya berikan bagi bangsa ini?

Sedang mengikuti pelatihan prakerja untuk meningkatkan skill

About the author

Hobi saya dalam hal kepenulisan menjadikan saya ingin selalu berkarya. Menciptakan ruang blog monicaanggen.com ini bukanlah sesuatu hal yang kebetulan gais. Sit, Enjoy, and Starting Read.. ^_^

Satu pemikiran pada “Peran BUMN Dalam Pembangunan Infrastruktur di Indonesia”

  1. Nah, setuju. Dengan pengenalan begini kan jadi tahu kalau setiap proyek sebenarnya penanganannya beda. Dan dari sini juga diketahui lho kalau proyek-proyek infrastruktur bisa berjalan cepat itu karena ada sinergi (kerja sama) antara pemerintah, BUMN, dan juga swasta.

    Balas

Tinggalkan komentar