UNAIDS Indonesia Memperkenalkan Chat-bot Tanya Marlo Untuk Info Seputar HIV/AIDS

Pernah mendengar aplikasi bernama Tanya Marlo? Saya pun baru mengenal aplikasi ini. Katanya, Aplikasi Tanya Marlo ini untuk cari tahu info seputar HIV/AIDS. Tapi sebelum kita kupas tuntas tentang Tanya Marlo, kita kupas tuntas dulu yuk latar belakang lahirnya aplikasi ini.

Stigma Masyarakat Tentang Penyakit HIV/AIDS

Saat mendengar penyakit yang namanya HIV/AIDS, apa sih yang terlintas dalam pikiran kamu? Apakah langsung merinding? Atau langsung melipir pergi ketika bertemu dengan seseorang yang sudah didiagnosis mengidap penyakit ini?

Yah, inilah kenyataan yang hingga saat ini masih terjadi. Kebanyakan orang masih beranggapan kalau HIV/AIDS sebagai momok yang menakutkan dan aib yang mesti disembunyikan rapat-rapat. Akibat stigma masyarakat tentang penyakit HIV/AIDS yang begitu negatif maka banyak sekali ODHA yang hidupnya seakan tersingkir, dijauhi, dan tidak diterima di masyarakat.

Di saat yang sama, ketika ada seseorang yang merasa dirinya berisiko tertular HIV/AIDS pun jadi ketakutan untuk mencari informasi maupun pertolongan. Mereka jadi enggan melakukan tes HIV. Padahal semakin dini melakukan tes HIV maka penanganan dan pencegahan penyebarannya bisa dilakukan lebih cepat.

Aplikasi Tanya Marlo untuk Info Seputar HIV AIDS
Strategi Pemerintah Cegah HIV AIDS

Menurut data yang berhasil dihimpun Kementerian Kesehatan RI, ada kurang lebih 640 ribu orang yang hidup dengan HIV dan diperkirakan baru sekitar 48 persen ODHA yang benar-benar mengetahui status HIV mereka. Lebih mengejutkan lagi, 52 persen dari total infeksi HIV baru ternyata dialami anak muda berusia 15-24 tahun.

Salah satu contoh nyata mengenai ketidaktahuan dan keengganan mencari tahu lebih banyak mengenai penyakit HIV/AIDS pernah saya alami sendiri. Ketika itu, saya masih bekerja sebagai medical representatif di salah satu perusahaan obat multinasional. Kebetulan saya mendapat tugas ke Batulicin, salah satu wilayah pusat tambang batu bara di Kalimantan Selatan.

Jadi waktu itu, saya sedang berada di salah satu klinik kesehatan dan sedang menunggu dokter yang sudah janjian ketemu dengan saya. Sambil menunggu di ruang tunggu, saya memperhatikan cukup banyak pasien yang datang ke klinik untuk berobat. Di sebelah saya, ada seorang ibu muda yang batuk-batuk parah dengan sapu tangan menutupi mulutnya. Sekilas saya melihat bercak darah. Sempat khawatir sih waktu itu, karena saya mengira ibu itu pastilah terkena penyakit TBC.

Meski khawatir, saya tidak tega meninggalkan ibu itu duduk sendirian. Jadilah saya mulai membuka percakapan. Awalnya menawarkan air mineral untuk meredakan batuknya. Kebetulan saya memang selalu bawa air mineral di botol, kadang dalam bentuk gelas. Setelah batuknya reda, saya mengajak ibu itu mengobrol. Jujur, obrolan ini sempat membuat kedua kaki saya gemetar loh.

Jadi singkat cerita, ibu bercerita sambil menangis kalau ia sama sekali tak menyangka bisa tertular HIV. Ia hanya seorang ibu rumah tangga. Ia tidak pernah melakukan hal-hal buruk yang membuatnya berisiko terkena penyakit tersebut. Fakta yang tak bisa ia hindari, ia tetap bisa terkena penyakit itu dari suaminya. Gawatnya lagi, ia juga curiga bayi yang dua bulan lalu dilahirkannya juga berkemungkinan mengidap HIV.

Di hari selanjutnya ketika saya berkunjung lagi ke klini tersebut, dari dokter yang merawatnya, saya mendengar kabar kalau ibu itu telah dirujuk ke rumah sakit daerah agar mendapatkan penanganan lebih lanjut. Sewaktu bertemu dengan saya, itu adalah kunjungan pertamanya ke klinik untuk berobat dan kondisinya sudah parah. Dokter sangat menyesalkan kedatangan pasien yang sedikit terlambat seperti itu akibat kurangnya informasi terkait HIV/AIDS dan keengganan orang untuk melakukan tes HIV, bahkan bagi orang-orang yang tidak masuk dalam kategori berisiko terkena HIV/AIDS.

UNAIDS Indonesia Memperkenalkan Chat-bot Tanya Marlo Untuk Info Seputar HIV/AIDS

Pertemuan saya dengan ibu yang menangis di klinik itu sudah lewat beberapa tahun, tapi ingatan itu tetap tertinggal dalam kepala saya. Maka ketika saya mendapat kabar tentang UNAIDS Indonesia memperkenalkan Chat-bot Tanya Marlo untuk info seputar HIV/AIDS, saya senang sekali menghadiri acara peluncurannya yang diselenggarakan pada 18 Desember 2018 lalu di The Hook Resto, Jakarta.

Aplikasi Tanya Marlo untuk Info Seputar HIV AIDS
UNAIDS Indonesia Memperkenalkan Chatbot Tanya Marlo untuk Info Seputar HIV AIDS

Ketika berada di dalam ruangan dan sepanjang mengikuti acara, pikiran saya terus berdebat sendiri. Andai sejak dulu sudah ada Tanya Marlo, apakah ibu di klinik itu bisa segera menyadari dirinya terkena HIV/AIDS? Akankah bayi yang baru dilahirkannya itu juga menjadi ODHA?

Dengan latar belakang yang sama, yaitu agar setiap orang bisa mencari tahu lebih banyak info seputar HIV/AIDS tanpa perlu merasa malu atau takut dengan stigma negatif yang diberikan masyarakat, UNAIDS Indonesia bekerja sama dengan Nimbly Technologies serta Botika meluncurkan platform berbasis chat mobile yang terintegrasi dengan aplikasi LINE. Chat mobile tersebut diberi nama “Tanya Marlo”.

UNAIDS Indonesia sendiri adalah program gabungan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk HIV/AIDS yang memiliki kantor sekretariat tersebar di 70 negara di dunia, salah satunya di Jakarta, Indonesia. Misinya tentu saja berperan aktif menanggulangi HIV sebagai bagian dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Sementara Nimbly Technologies adalah perusahaan software-as-a-service yang memberikan solusi bagi organisasi untuk mengelola, melaporkan, dan menganalisis informasi secara real-time, sedangkan Botika Teknologi Indonesia adalah perusahaan Artificial Intelligence (AI) dari Indonesia yang menawarkan produk teknologi chat-bot dengan Machine Learning dan Natural Language Processing (NLP).

“Bersama mitra developer kami, Nimbly Technologies dan Botika, kami menghadirkan “Tanya Marlo” untuk menjawab tantangan seputar HIV/AIDS di Indonesia. Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi digital, kami ingin berinteraksi melalui cara-cara baru dengan generasi muda yang mungkin belum terjangkay dengan informasi mengenai HIV/AIDS. Tanya Marlo bisa menjadi sahabat yang dapat diajak bicara serta menjadi pendukung setia.”

– Krittayawan (Tina) Boonto, UNAIDS Indonesia Country Director –

Masih menurut Tina, UNAIDS sadar bahwa cara konvensional untuk berinteraksi dengan masyarakat dan ODHA seringkali tak cukup sehingga dibtuhkan cara baru yang digemari masyarakat saat ini, yaitu dengan memanfaatkan media sosial, yang dilengkapi dengan aplikasi chat seperti LINE. Peluncuran Tanya Marlo ini juga sejalan dengan kebijakan Test adn Treat HIV dan AIDS dari pemerintah untuk meningkatkan jumlah orang yang mengikuti tes HIV.

Fitur Aplikasi Tanya Marlo

Sewaktu mendengar aplikasi Tanya Marlo telah tersedia di play store, saya langsung mengunduh dan menginstalnya di smartphone saya. Tampilannya kekinian banget dan saya yakin bakal disenangi generasi milenial. Selain itu, fiturnya pun lengkap, antara lain:

1. Info HIV

Pada fitur Info HIV ini tersedia berbagai informasi seputar HIV/AIDS berupa artikel, infografis yang menarik dan mudah dipahami, video, bahkan ada tentang perbandingan mitos dan fakta.

Aplikasi Tanya Marlo untuk Info Seputar HIV AIDS
Fitur Info HIV AIDS

2. Konsultasi

Misalnya ingin tahu lebih banyak terkait HIV/AIDS dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang belum bisa terjawab di fitur Info HIV, kita bisa masuk ke fitur Konsultasi. Di sini, kita akan disambungkan dengan konselor terpercaya dan akan menjaga rahasia kita. Jadi, kita bisa bertanya apa pun pada konselor, juga meminta saran yang dibutuhkan terkait HIV/AIDS maupun tentang pengobatannya.

Aplikasi Tanya Marlo untuk Info Seputar HIV AIDS
Fitur Konsultasi di Tanya Marlo

3. Kuis

Jika sedang memiliki waktu luang dan ingin menguji seberapa banyak pengetahuan dan pemahaman kita terkait HIV/AIDS, masuk saja ke fitur Kuis. Di sini kita bisa menambah pengetahuan seputar HIV/AIDS sambil bermain. Saya sudah coba sih dan asyik juga main kuis di fitur ini.

Aplikasi Tanya Marlo
Fitur Kuis di Aplikasi Tanya Marlo

4. Tes HIV

Kembali ke cerita pertemuan saya dengan ibu di klinik dan betapa ia terkejut bisa terkena penyakit yang satu ini sementara hidupnya “lurus”, maka ada banyak faktor yang bisa menyebabkan kita mengidap HIV/AIDS. Jadi, siapa pun, tak ada salahnya melakukan tes AIDS. Hanya saja, sering yang terjadi kita malu untuk bertanya seputar HIV/AIDS, atau bertanya di mana sebaiknya melakukan tes.

Aplikasi Tanya Marlo
Fitur Tes HIV

Biar mudah dan nyaman serta kerahasiaan terjamin, Tanya Marlo saja. Di fitur ini kita bisa mengetahui klinik-klinik yang menyediakan jasa tes HIV lengkap dengan lokasi, tata cara, serta jam operasional klinik. Bahkan kita juga bisa membuat janji dulu secara online melalui aplikasi Tanya Marlo untuk klinik-klinik yang berlokasi di Jakarta.

Mari cegah HIV/AIDS dengan melakukan tes HIV secara berkala. Obati penyakitnya, jangan jauhi orangnya. Semoga setelah UNAIDS Indonesia Memperkenalkan Chat-bot Tanya Marlo Untuk Info Seputar HIV/AIDS akses informasi seputar penyakit ini bisa lebih mudah dan generasi muda Indonesia bisa memanfaatkannya dengan baik.

Sedang mengikuti pelatihan prakerja untuk meningkatkan skill

About the author

Hobi saya dalam hal kepenulisan menjadikan saya ingin selalu berkarya. Menciptakan ruang blog monicaanggen.com ini bukanlah sesuatu hal yang kebetulan gais. Sit, Enjoy, and Starting Read.. ^_^

Tinggalkan komentar