Lawan obesitas dengan Germas dan Gentas – Aktivitas harian yang kita lakukan memiliki pengaruh besar bagi kesehatan dan bentuk fisik tubuh kita. Coba ingat-ingat kembali bentuk tubuh kita lima atau 10 tahun lalu. Atau coba lihat foto lama kita. Pasti akan terlihat berbeda, kan? Dulu mungkin tubuh kita terlihat lebih langsing dan segar. Lalu coba lihat kondisi sekarang dan aktivitas harian seperti apa yang kita lakukan hingga perubahan bentuk fisik tubuh tersebut bisa terjadi.
Banyak di antara kita yang mulai sedikit sekali melakukan aktivitas fisik akibat banyak kemudahan hidup yang bisa kita dapatkan. Di era teknologi digital ini segala sesuatu bisa didapatkan hanya dengan menggerakkan jari-jemari di layar smartphone atau keyboard laptop/komputer. Pesan makanan ada layanan antar. Belanja barang kebutuhan tinggal memanfaatkan delivery service. Bikin kopi atau teh di kantor tinggal minta office boy. Pergi ke lantai berbeda di suatu gedung memilih naik lift atau eskalator alih-alih naik tangga. Ini hanya sebagian kecil kemudahan yang membuat kita sedikit beraktivitas fisik. Coba ingat-ingat kembali, apa yang biasanya kita lakukan di rumah untuk mengisi waktu? Kita duduk menonton televisi dalam waktu yang lama, membaca buku sambil berbaring, duduk bermain game, dan sebagainya. Semua aktivitas ini dikenal dengan sebutan aktivitas sedentari. Dengan kata lain, aktivitas sedentari adalah aktivitas yang dilakukan di luar waktu tidur, namun hanya mengeluarkan sangat sedikit kalori.
Sedentari dan Risiko Obesitas
Kebiasaan sedentari yang sebelumnya telah kita bahas merupakan faktor utama yang menyebabkan kita bisa mengalami obesitas dan obesitas berada di peringkat tiga sebagai penyebab munculnya penyakit-penyakit kronis. Berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, penderita dengan berat badan berlebih di dunia pada 2014 telah mencapai 1,9 miliar orang dewasa berusia di atas 18 tahun dan 600 juta orang di antaranya mengalami obesitas.
Secara umum ada tiga faktor penyebab obesitas, yaitu perilaku, genetik, dan lingkungan. Faktor genetik bisa dikatakan hanya memberi kontribusi sebesar 10-30 persen saja risiko obesitas, sementara faktor perilaku dan lingkungan bisa mencapai 70 persen. Berdasarkan laporan gizi global atau Global Nutrition Report tahun 2014 disebutkan bahwa Indonesia berada dalam kelompok 17 negara yang memiliki tiga permasalahan gizi: stunting (pendek), wasting (kurus), dan overweight (obesitas).
Obesitas merupakan epidemik yang dirasakan hampir seluruh negara di dunia dan menjadi penyebab meningkatnya angka penderita Penyakit Tidak Menular (PTM), seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes mellitus, kanker, osteoartritis, dan sebagainya. Meski termasuk kelompok Penyakit Tidak Menular, penyakit-penyakit tadi menjadi penyebab utama tingginya angka kematian di berbagai negara di dunia.
Demi meningkatkan kesadaran masyarakat luas berkaitan dengan bahaya obesitas, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia kembali mengadakan Seminar Hari Obesitas Se-dunia dengan tema yang diangkat “Cegah Obesitas Melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Seminar ini diselenggarakan di Hotel Harris Kelapa Gading, Jakarta. Para narasumber yang hadir antara lain Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dr. Lily Sriwahyuni Sulistyowati, MM; dr. Ida Gunawan MS. SpGK(K), Dr. (C) Rita Ramayulis DCN. M.Kes selaku Pengurus DPP Persatuan Ahli Gizi Indonesia (PERSAGI), Kepala Sub Direktorat Diabetes Mellitus dan Gangguan Metabolik dari Kementerian Kesehatan RI drg. Dyah Erti Mustikawati, MPH, dan Dr. Michael Triangto SpKO.
Seperti pada seminar mengenai kesehatan yang pernah saya ikuti sebelumnya, dr. Lily tak pernah lelah maupun bosan mengingatkan pentingnya kesehatan dan bagaimana cara menjaga kesehatan dengan Germas. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) adalah suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Kegiatan Germas yang dicanangkan pemerintah ini meliputi:
- Peningkatan aktivitas fisik.
- Peningkatan perilaku hidup sehat.
- Penyediaan pangan sehat dan percepatan perbaikan gizi.
- Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit.
- Peningkatan kualitas lingkungan.
- Peningkatan edukasi hidup sehat.
Kemudian, Ibu Lily juga mengingatkan seluruh peserta seminar untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan, serta mencegah terjadinya penyakit tidak menular dengan cara menerapkan CERDIK, yang meliputi:
- Cek kesehatan secara berkala.
- Enyahkan asap rokok.
- Rajin olahraga.
- Diet sehat dengan kalori seimbang.
- Istirahat yang cukup.
- Kelola stres.
Selain CERDIK, Kemenkes RI juga mensosialisasikan program lain yang dikhususkan untuk orang-orang yang telah menyandang penyakit tertentu (PTM) agar penyakit tidak semakin parah dan kesehatan tetap terkontrol. Nama program tersebut disebut PATUH, yang merupakan kependekan dari:
- Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter.
- Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur.
- Tetap diet sehat dengan gizi seimbang.
- Upayakan beraktivitas fisik yang aman.
- Hindari rokok, alkohol, dan zat karisogenik lainnya.
Obesitas, Penyebabnya, dan Dampaknya
Menurut WHO tahun 2000, Obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebihan akibat asupan energi yang tidak seimbang dengan energi yang dikeluarkan dalam waktu yang lama. Artinya, jumlah energi yang masuk ke tubuh kita melalui makanan yang kita konsumsi tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang kita keluarkan untuk melakukan kegiatan. Perilaku sedentari yang banyak dilakukan orang pada akhirnya memperburuk kondisi ini dengan meningkatnya jumlah penderita obesitas. Padahal obesitas ini bisa menjadi ‘pintu masuk’ bagi penyakit serius yang lainnya, bahkan bisa menyebabkan kita kehilangan nyawa.
Berikut penyakit yang bisa muncul akibat obesitas:
- Obesitas berisiko dua kali lipat mengakibatkan terjadinya jantung koroner (serangan jantung), diabetes mellitus, stroke, dan hipertensi (darah tinggi).
- Laki-laki penderita obesitas memiliki risiko tinggi menderita kanker usus besar dan kanker kelenjar prostat. Sementara wanita yang menderita obesitas bisa saja terkena kanker payudara dan kanker leher rahim.
- Penderita obesitas memiliki risiko 3 (tiga) kali lipat terkena batu empedu dan meningkatnya lemak dan darah serta asam urat.
- Obesitas dapat mengakibatkan sumbatan nafas pada saat sedang tidur serta menurunkan tingkat kesuburan reproduksi.
Selain berbagai penyakit yang bisa terjadi, obesitas juga membuat penderitanya mengalami penurunan produktivitas kerja karena gerak tubuh menjadi terbatas dan lamban. Kepercayaan diri menjadi buruk, apalagi ditambah dengan kesulitan untuk mencari pakaian yang pantas bagi tubuh yang telah berubah gemuk, yang pada akhirnya membuat penderita obesitas mulai menarik diri dari pergaulan sosial.
Menurut dr. Ida Gunawan, MS.Sp.GK ada beberapa penyebab seseorang menderita obesitas, antara lain:
1. Faktor Genetik.
Faktor genetik ini berarti faktor yang diturunkan dari orangtua kepada anak. Jika salah satu orang tua menderita obesitas maka peluang anak menjadi obesitas antara 40-50 persen. Sementara jika kedua orangtua adalah penderita obesitas maka peluang anak mengalami obesitas pun menjadi tinggi, yaitu antara 70-80 persen.
2. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan meliputi dua hal: pola makan dan pola aktivitas fisik. Pola makan dipengaruhi jumlah asupan energi yang berlebih. Jika jumlah asupan makanan berlebihan akan menyebabkan kelebihan berat badan dan akhirnya dapat menjadi obesitas. Jenis makanan padat energi tinggi yang meningkatkan risiko obesitas antara lain makanan tinggi lemak, tinggi gula, serta kurang mengkonsumsi makanan mengandung serat.
Di sisi lain, pola aktivitas fisik dipengaruhi perilaku harian kita dan aktivitas seperti apa yang kita jalani hari demi hari. Jika kita lebih terbiasa berperilaku sedentari (kurang gerak) maka energi yang kita dapatkan dari makanan tidak digunakan secara maksimal. Kelebihan energi di dalam tubuh itu lama-lama akan meningkatkan risiko obesitas.
3. Faktor Obat-obatan dan Hormonal
Lawan Obesitas Dengan Germas dan Gentas
Dalam seminar ini juga dilaksanakan peluncuran buku Panduan Pelaksanaan Gerakan Nusantara Tekan Angka Obesitas (Gentas). Di dalam buku tersebut terdapat panduan bagaimana mencegah dan apa saja yang perlu dilakukan untuk lawan obesitas dengan Germas dan Gentas, seperti mengenai aturan pola makan dengan gizi seimbang dan aktivitas fisik seperti apa yang bisa menghindarkan kita dari kemungkinan mengalami obesitas.
Dr. Michael Triangto mengatakan kita perlu mengubah perilaku harian kita dengan menambah aktivitas fisik. Tidak perlu melakukan olahraga berat hanya demi tidak obesitas. Kita hanya perlu melakukan aktivitas kecil yang ringan, misalnya melakukan peregangan di sela-sela waktu kerja, ketika di kantor atau pusat perbelanjaan lebih memilih naik tangga dibandingkan dengan naik eskalator atau naik lift, pergi makan siang di kafe yang berjarak 500 meter dengan berjalan kaki alih-alih naik ojek atau kendaraan pribadi, dan sebagainya. Aktivitas seperti ini mudah dilakukan, tidak perlu menyediakan waktu khusus, tetapi memberi dampak positif bagi tubuh karena bisa membakar energi yang sudah masuk melalui makanan yang kita konsumsi.
Sementara dr. Rita Ramayulis mengajak semua peserta seminar yang terdiri dari awak media, blogger, mahasiswa, dan petugas kesehatan untuk mengatur pola makan sehat dengan gizi seimbang. Selain itu, disarankan untuk mengurangi penggunaan minyak dalam memasak dan konsumsi goreng-gorengan. Khusus untuk sosis, dr. Rita mengatakan bahwa sosis telah ditetapkan oleh WHO sebagai salah satu jenis makanan junk food, tinggi kandungan lemak, dan bersifat karsinogenik. Selain itu, karena telah melewati proses pengolahan yang panjang, kandungan vitamin dan mineral sangat minim.
Cara Mengukur Obesitas
Untuk mengetahui apakah kita menderita obesitas atau tidak, gunakan Indeks Massa Tubuh (IMT). Indeks Massa Tubuh adalah membandingkan berat badan dengan tinggi badan. Rumusnya:
Apa yang Harus Dilakukan Jika Menderita Obesitas?
Jika telah terlanjur obesitas, jangan berkecil hati. Ada banyak cara lawan obesitas dengan Germas dan Gentas, antara lain:
- Mengatur pola makan dengan 3 kali makan utama dan 2 kali makan selingan.
- Lakukan lebih banyak aktivitas fisik, seperti berjalan kaki selama 10 menit/hari, lalu tingkatkan menjadi 30 menit/hari.
- Lakukan pemeriksaan secara berkala terkait tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan asam urat.
- Berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan atau ahli gizi untuk mendapatkan terapi sehingga bisa mengurangi obesitas.
Mari lebih banyak beraktivitas fisik demi lawan obesitas dengan germas dan gentas.
wah postingannya bagus mbak, mengingatkan saya untuk lebih aktif bergerak dan ga boleh malas 🙂
kita perlu mengubah perilaku harian kita dengan menambah aktivitas fisik. Tidak perlu melakukan olahraga berat hanya demi tidak obesitas.
ini bener banget mbak, anak jaman sekarang pada males olahraga, maunya cuma yang instan aja. kemana-mana naik motor, kalok naik motor males yaa Go Car dan masih banyak yang lainnya akhirnya kaki tidak mendapatkan haknya untuk berjalan.