Film Meet Me After Sunset Wajib Tonton Bagi Penulis Pemula

Beberapa minggu lalu, saya sudah dengar gaung tentang film Meet Me After Sunset yang akan tayang dan digadang-gadang sebagai film percintaan remaja dengan nuansa yang berbeda dari kebanyakan film remaja yang sudah tayang. Dari judulnya aja emang udah bikin penasaran sih. Coba bayangkan, ngapain coba ketemu setelah matahari terbenam? Ada nuansa mistis di judulnya. Dan film ini masuk dalam list film yang mau saya tonton.

Tak disangka dan tak diduga, saya dapat undangan dari MNC Picture untuk hadir di acara Press Screening Meet Me After Sunset tanggal 9 Februari 2018 lalu. Acaranya diselenggarakan di CGV Grand Indonesia. Tidak hanya para blogger saja yang hadir, namun juga awak media dan penggemar yang mendapatkan undangan.

Film Meet Me After Sunset Wajib Tonton Bagi Penulis Pemula

Tiba di tempat acara, saya dan teman-teman blogger sempat foto-foto dan diskusi mengenai banner filmnya. Ternyata tidak cuma saya aja yang penasaran, teman-teman lain juga penasaran dengan film ini, apalagi di banner itu ada gambar astronotnya gitu. Apa ini tentang remaja yang jadi astronot dan pergi ke luar angkasa?

Ah, kalian harus cari tahu sendiri ada apa dengan dua astronot di banner dengan menonton film Meet Me After Sunset yang tayang 22 Februari 2018 nanti. Sekitar jam 14.00 wib, kami melakukan registrasi terlebih dahulu untuk mendapatkan tiket. Lalu acara nonton bareng pun dimulai setelah semua undangan berada dalam studio 11 CGV Grand Indonesia.

Meet Me After Sunset
Meet Me After Sunset

Sinopsis Meet Me After Sunset

Kisah Meet Me After Sunset dibuka dengan wajah jutek Vino (Maxime Bouttier) yang duduk di kursi belakang mobil karena diajak pindah orangtuanya ke Ciwidey, Bandung. Dia terpaksa meninggalkan sekolah dan teman-temannya di Jakarta. Ini tentu aja bikin kesal. Siapa sih yang mau pindah kota (pindah rumah juga) sementara sudah punya banyak teman di sekolah dan lingkungan lama, kan? Meski Vino tampak belum menerima kepindahannya, Ayah Vino (Oka Sugawa) dan Ibunya (Febby Febiola) berusaha menghiburnya dan mengatakan kalau mereka pindah untuk kebaikan Vino.

Namanya murid baru, pasti jadi pusat perhatian dong, ya? Nah, inilah yang Vino alami. Wajah cakep, penampilan ala anak zaman now, dari Jakarta pula, jelas menarik perhatian teman-teman barunya. Bahkan si Dadang (Yudha Keling), calon Youtuber narsis yang ala-ala gitu, langsung meminta Vino duduk di sebelahnya. Katanya, sesama orang ganteng harus duduk bareng… hahaha. Selain Vino, ada juga yang namanya Icha (Margin W.) yang tertarik dengan Vino. Dua orang ini mengisi kehidupan Vino sejak pertama ia masuk ke sekolah barunya.

Baca juga Tips 30 Hari Menulis Nonfiksi

Persiapan yang Perlu Dilakukan
Memanfaatkan 5W + 1H Untuk Menggali Ide

Hari-hari membosankan Vino berubah ketika tanpa sengaja ia melihat cewek berjalan malam-malam. Cewek itu pakai jaket bertudung merah (yang mengingatkan saya pada kisah masa kecil, “Gadis Bertudung Merah”). Suasana mistis terbangun dengan baik dan saya sempat mengira cewek ini adalah vampire atau makhluk jadi-jadian, karena ada satu adegan yang memperlihatkan cewek ini tiba-tiba menghilang begitu aja. Tapi benarkah cewek ini adalah vampire?

Vino akhirnya nama cewek itu adalah Gadis (Agatha Chelsea) yang dikenal penduduk desa itu sebagai gadis aneh yang hanya keluar di malam hari dan tidak mau berteman dengan anak-anak sebayanya. Vino pun mencari tahu lebih banyak mengenai Gadis dengan cara mengikuti Gadis ke bukit. Sayangnya, Gadis menolak berteman dengan Vino. Alih-alih mundur karena ditolak, bahkan disemprot dengan larutan merica yang bikin pedas mata, Vino malah makin penasaran. Yang Vino tak tahu adalah Gadis sudah punya Bagas (Billy Davidson) sosok yang dianggap sebagai orang aneh juga, tetapi mampu membuat Gadis merasa nyaman.

Siapa sebenarnya Gadis dan kenapa dia hanya bisa keluar di malam hari? Apa jangan-jangan dia memang sejenis vampire? Apa hubungannya dengan Bagas? Bisakah Vino mendapatkan hati cewek yang sudah menarik perhatiannya sejak pertama kali melihatnya? Temukan jawabannya dengan menonton Meet Me After Sunset tanggal 22 Februari 2018 nanti. Jangan ketinggalan loh. Saya jamin kamu suka dengan alur ceritanya. Oh ya, khusus teman-teman yang sedang belajar menulis novel, film ini bagus untuk referensi. Siapa tahu setelah nonton film ini, novel demi novel secakep Meet Me After Sunset lahir dari tanganmu.

Meet Me After Sunset
Teman Nonton Bareng Meet Me After Sunset

Press Screening

Film selesai. Acara kemudian dilanjutkan dengan press screening yang masih diselenggarakan di dalam studio 11. Seluruh tim produksi dan pemain pun hadir dan memperkenalkan diri. Ada Haqi Achmad yang merupakan penulis kisah Meet Me After Sunset. Dalam proses penulisan kisah ini, Haqi Achmad dibantu Fatmaningsih Bustamar. Sang sutradara juga hadir, yaitu Danial Rifki. Kepada seluruh awak media, blogger dan undangan yang hadir, Danial Rifki mengatakan kalau kisah Meet Me After Sunset berbeda dengan kebanyakan film remaja yang sudah tayang.

“Kami mencoba menyampaikan rasa cinta tanpa sentuhan fisik, tanpa perlu bergantengan tangan, bahkan tak ada adegan cium kening atau pipi. Menurut kami, ada banyak cara untuk menyampaikan rasa cinta, dan hasilnya telah bisa dilihat di Meet Me After Sunset ini. Selain itu, kami juga membuat perlambang dari bulan, bintang, dan matahari. Vino (Maxime Bouttier) adalah badboy yang melambangkan matahari. Kehadirannya memberi sinar yang tulus tanpa pamrih. Sementara Gadis (Chelsea) layaknya bulan yang diterangi oleh matahari dan bulan (Bagas yang diperankan Billy). Kehadiran mereka membuat suasana malam menjadi lebih indah,” kata Danial Rifki saat ditanya mengenai film yang disutradarainya.

Meet Me After Sunset
Press Screening Meet Me After Sunset

Soundtrack Sunset yang Keren

Di film ini ada backsound lagu yang sejak awal menarik perhatian saya dan membuat saya langsung browsing untuk mencari tahu mengenai soundtrack-nya. Dan voila, memang benar ada kok. Judul lagunya adalah Sunset, ciptaan Syfha. Lagu ini bercerita tentang cinta di antara dua orang yang berbeda, dan di saat yang sama mereka menyadari kalau cinta tak harus memiliki. Lagu ini dinyanyikan oleh Agatha Chelsea dan Maxime Bouttier, bergenre pop, dan telah dirilis pada 23 Agustus 2017 lalu.

Belum punya acara tanggal 22 Februari 2018 nanti? Udah, nonton Meet Me After Sunset aja dan enjoy the movie!

Sedang mengikuti pelatihan prakerja untuk meningkatkan skill

About the author

Hobi saya dalam hal kepenulisan menjadikan saya ingin selalu berkarya. Menciptakan ruang blog monicaanggen.com ini bukanlah sesuatu hal yang kebetulan gais. Sit, Enjoy, and Starting Read.. ^_^

14 pemikiran pada “Film Meet Me After Sunset Wajib Tonton Bagi Penulis Pemula”

  1. OST nya manis ya di dengar, nggak bosen loh. Saya suka lihat wajah imutnya Agatha Chelsea dan Maxime, chemistrynya dapet mereka.

    Balas
    • Bener, Mbak. Enak ya OST-nya. Itu makanya saya berburu lagunya. Dan setuju lagi denganmu soal chemistry yang dapat banget antara Gadis dan Vino

      Balas
  2. Aku yang pingin jadi penulis, berarti harus nonton film ini, ya Mba? Sipp.. Akan ku jadwalkan. 😀

    Balas
    • Iya, perlu dijadwalkan. Ini ceritanya bagus lho dan yakin banget bisa jadi referensi kalau mau nulis novel

      Balas
    • Hahaha… iya. Itu judul lagunya yang tak disangka tak diduga apaan ya, Mas? Aku kok kayak ingat-ingat nggak sih lagunya… hahaha

      Balas
  3. Kemarin sempet hadir ini Pas mau syukuran filmny,,, mudah2an nanti bisa nonton pas sudah beredar, suka baca reviewnya Ka monic ngalir yg baca pasti kepingin nonton

    Balas
    • Ayo nonton, Mbaak, bagus loh filmnya. Emang remaja banget sih, cuma ya bisalah kita jadi mengenang masa remaja kita dulu…

      Balas
  4. waiyaya soundtracknya kan keren banget, aku malah gak kepikiran nyari XD adegan pas vino main ukulele itu bikin meleleh

    Balas
    • Coba cari deh Mbak soundtracknya. enak banget. Ngomong2, karakter Vino yang bad boy itu menarik banget ya. Dia pinter menghidupkan suasana

      Balas

Tinggalkan komentar