Menciptakan Anak Sehat dan Cerdas

Siapa sih yang tak ingin punya anak sehat dan cerdas? Semua ibu pasti menginginkan anaknya tumbuh sehat, tak mudah terserang penyakit, juga menjadi anak yang cerdas. Sayangnya, masih banyak ibu yang tidak benar-benar memahami bahwa anak yang sehat dan cerdas itu bisa diciptakan. Di tulisan sebelumnya saya pernah mengulas mengenai Ibu Cerdas Anak Berkulitas. Lalu bagaimana caranya menciptakan anak sehat dan cerdas?

Menciptakan Anak Sehat dan Cerdas

Tips Menciptakan Anak Sehat dan Cerdas

Dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan internet sebenarnya memudahkan kita untuk mendapatkan berbagai informasi mengenai tumbuh kembang anak. Ada banyak sekali situs-situs berbagi informasi yang membahas mengenai pengetahuan berkaitan dengan nutrisi dan cara yang benar dalam mengasuh anak. Tinggal kitanya saja mau atau tidak mencari tahu mengenai informasi tersebut. Saya pribadi mendapatkan banyak sekali pengetahuan dari adik ipar mengenai pola asuh dan pola makan sehat bagi anak. Kebetulannya lagi, kedua anak adik ipar saya ini memang tumbuh jadi anak yang sehat dan cerdas. Memangnya apa sih yang dia lakukan demi menciptakan anak sehat dan cerdas?

1. Konsumsi Makanan Sehat Selama Kehamilan

Selama hamil anak pertama, adik ipar saya yang di Surabaya masih dalam kondisi bekerja. Setiap pagi sebelum berangkat kerja, ia selalu meluangkan waktu minum susu dan sarapan. Ia makan seperti biasa, lebih banyak sayur dan buah. Namun ada satu hal istimewa yang saya perhatikan sering dimakan adik ipar saya ini. Ia senang sekali makan ikan. Katanya, ikan bagus untuk tumbuh kembang bayinya. Kandungan nutrisi di dalam ikan sangat lengkap, terutama omega-3. Selain itu, sayuran yang paling sering ia makan yang berasal dari kacang-kacangan untuk mendapatkan asupan asam folat. Ia juga rajin memeriksakan diri ke pusat kesehatan untuk menjaga kesehatan dirinya dan janinnya.

Baca Juga:

Ngomong-ngomong, saya sempat meragukan keyakinannya berkaitan dengan konsumsi ikan akan membuat anaknya sehat dan cerdas. Meski begitu, saya tetap mendukungnya dan beranggapan mungkin karena dia memang suka ikan makanya makan ikan terus… hahaha. Oh ya, saya sempat bilang ke dia, “Tapi makan ikan kan mahal?”

Waktu itu dia menjawab, “Siapa bilang? Malah lebih mahal ayam atau daging kok. Ikan teri, ikan pindang, juga ikan. Itu murah dan bisa dibeli di bibi sayur keliling.” Lalu di lain waktu ia berkata, “Makan tempe dan tahu, banyak buah dan sayur, juga sehat kok. Nggak usah buah yang mahal. Beli aja pepaya dan pisang. Itu juga buah.”

2. Memberi ASI Wajib Hukumnya.

Ketika anak pertamanya lahir, ipar saya yang biasa saya panggil Ven memutuskan untuk memberi ASI ekslusif pada bayinya. Meski ia kembali bekerja setelah masa cuti melahirkannya habis, ia tetap berusaha memberi ASI pada anaknya. Baru setelah bayinya ini cukup usia untuk mendapatkan makanan pendamping ASI, konsumsi ASI mulai ia kurangi, mengingat kesibukannya di tempat kerja membuatnya sedikit kesulitan memompa ASI-nya. Ia mulai mengganti ASI dengan susu kedelai atau susu sapi segar begitu Michel sudah memasuki usia tiga tahun.

Hal yang sama juga ia lakukan kepada anak keduanya. Namun karena sejak hamil anak kedua ia berhenti bekerja, maka ketika anaknya lahir, ia bisa fokus memberi ASI ekslusif. Max malah mendapatkan ASI hingga usia 2 tahun. Meski di enam bulan terakhir kebutuhan susu mulai digantikan dengan makanan bergizi lainnya, seperti sayuran, buah, juga ikan.

Ketika Max berusia setahun, kita pernah pergi berlibur ke Bali. Kami menempuh perjalanan dengan mobil dari Surabaya ke Bali. Di tengah perjalanan kami sempat mampir makan. Di tempat makan itu, kami melihat seorang ibu memberi anaknya SKM sachet yang kemudian dimasukkan ke botol dan hanya dicampur dengan air. Waktu itu Ven cuma protes pelan, “Itu manis sekali loh, kok anaknya dikasi susu itu sih?” Saya hanya bergumam pelan dengan mengatakan susu itu murah dan mereka juga sedang dalam perjalanan sama seperti kami, mungkin tidak memberi ASI dan persediaan susu habis. Setelahnya, pembicaraan mengenai susu itu pun terhenti begitu saja karena kami melanjutkan perjalanan, kemudian menikmati liburan seru.

Tetapi baru-baru ini, Ven menunjukkan artikel yang didapatkannya dari dokter tumbuh kembang yang mengawasi pertumbuhan dan perkembangan kedua anaknya. Di artikel tersebut tertulis kalau konsumsi gula, garam, dan minyak untuk anak harus dibatasi agar anak tidak mengalami obesitas dan terhindar dari risiko diabetes. Saya pun setuju karena kebetulan saya juga mendapatkan informasi ketika mengikuti kegiatan Kemenkes berkaitan dengan nutrisi sehat untuk anak. Di saat yang sama, saya juga mendapatkan informasi mengenai kandungan gula yang tinggi di dalam SKM. Dalam satu sajian SKM (1 gelas berisi 150ml air hangat dan empat sendok SKM) mengandung gula sekitar 20 gram, protein 3 gram, lemak 3,5 gram, vitamin serta mineral. Jika dalam satu hari, anak minum hingga 3 kali maka anak telah mengkonsumsi gula sekitar 60 gram. Padahal berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2013 tentang Angka Kecukupan Gizi (AKG): asupan gula untuk anak usia 1-3 tahun hanya 26 gram/hari, sedangkan untuk anak berusia 4-6 tahun hanya 35 gram/hari.

3. Ikan Bikin Pintar

Kedua ponakan saya, Michel dan Max, terbiasa makan ikan sejak mereka mulai mendapatkan makanan pendamping ASI. Tiap 2-3 hari dalam seminggu selalu ada menu ikan, entah dikukus, dipepes, ditim, dibikin sup kuah ikan, atau sesekali digoreng (ini jarang sekali, namun kalau menggoreng dia menggunakan mentega). Ven lahir di Ambon, tepatnya di Saparua. Rumahnya berada di pesisir pantai yang akses mendapatkan ikan sangat mudah. Dengan kata lain, masa kecil dan masa remajanya memang sering sekali makan ikan. Berdasarkan kebiasaan dan nasihat orangtuanya mengenai makan ikan bikin dia sehat dan pintar, begitulah yang kemudian ia terapkan pada kedua anaknya. Di saat yang sama, ia benar-benar meyakini konsumsi ikan membuat anaknya sehat dan pintar.

Keduanya Tumbuh Sehat dan Cerdas. Foto: dok.pribadi

Faktanya, Michel memang tubuh menjadi anak yang sehat dan jarang sakit. Kecerdasannya pun di atas rata-rata anak sebayanya. Di usianya yang masih satu tahun, Michel bisa mengingat isi buku yang sering dibacakan kepadanya, bahkan ia bisa mengulangi cerita tersebut persis seperti yang tertulis di buku. Di usia 2 tahun, ia dengan fasih memainkan permainan khusus balita di laptop papanya. Bayangkan, usia 2 tahun bisa mengoperasikan laptop dengan sangat piawai, padahal kita hanya mengajarinya satu dua kali. Dan ia sama sekali tak suka menggunakan mouse. Di usia tiga tahun, ia sudah mulai membaca sendiri buku-buku cerita bergambarnya.

Max sedikit berbeda. Ia lebih tertarik dengan bahasa Inggris. Kosakata bahasa Inggrisnya lebih cepat berkembang karena kebiasaannya menonton Baby TV. Bahkan di usia 2 tahun, dia lebih banyak berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Inggris. Untungnya setelah Ven memasukkannya ke playgroup, kosakata bahasa Indonesianya juga bertambah setara dengan kosakata bahasa Inggrisnya. Max juga lebih mudah memahami ketika dijelaskan mengenai suatu hal yang ingin ia tahu. Ketika kakaknya mulai mengenal gadget dan mengajak adiknya menonton bersama di waktu-waktu tertentu, Max lebih tertarik dengan tayangan anak-anak yang membuat sesuatu, atau memperhatikan cara kerja suatu mesin, semacam escavator, tentang pesawat, mobil, dan tayangan sejenis. Ia tak terlalu suka kartun, namun lagu-lagu anak ia masih suka menonton.

4. Sayur dan Buah Jadi Camilan

Hal menarik lain yang saya perhatikan diterapkan Ven dalam pengaturan pola makan anak-anaknya adalah ia menjadikan sayur dan buah sebagai camilan. Kacang panjang dan buncis adalah kegemaran duo M, Michel dan Max. Kedua jenis sayuran itu hanya direbus kemudian dipotong kecil-kecil. Potongan sayuran itu, jadi seperti kacang yang dinikmati sambil bermain, membaca buku, atau menonton tayangan anak. Pemberian snack ini dilakukan sela jam makan siang dan makan malam. Dengan cara ini, anak jadi terhindar mengkonsumsi camilan kurang bergizi. Di lain waktu, buah seperti pepaya, apel, pisang, melon, atau semangka yang Ven potong untuk dijadikan camilan anak-anaknya. Karena pola makan yang sehat dan telah dibiasakan sejak dini, duo M tubuh dengan berat badan yang proporsional. Sama sekali tidak mengalami kegemukan sehingga gerak mereka pun jadi lebih lincah.

5. Asah Kemampuan Anak Dengan Kegiatan Bermanfaat

Michel yang sudah jauh lebih besar dan dengan kemampuan yang berkembang baik, terus didukung dengan kegiatan bermanfaat. Di waktu luangnya, Michel ikut kegiatan berenang seminggu sekali. Ia juga sering bermain sepeda di sore hari bersama anak-anak sebaya di kompleks rumah atau dengan adiknya. Di rumah, Ven juga menyediakan berbagai permainan yang mengasah kemampuan motorik dan sensorik anak, seperti permainan menjahit, masak memasak, atau aktivitas lain yang mengasah pola pikir dan meningkatkan daya ingat. Oh ya, sisi kreatif Michel jauh lebih berkembang. Dia senang sekali menggambar dan gambarnya bagus untuk ukuran anak seusianya.

Sementara untuk Max yang masih berusia dua tahun, ia menyediakan mainan balok-balok yang bisa disusun, berbagai permainan khas anak cowok seperti mobil-mobilan, truk, kereta api, tetapi tidak melarang ketika Max ikut bermain masak-masakan atau jual-jualan bersama kakaknya. Max juga senang main lari-larian, ikut berenang, atau bermain sepeda. Intinya, keduanya benar-benar tumbuh dengan baik berkat pola makan sehat yang telah dimulai sejak mereka dalam kandungan Ven.

Semoga trik ipar saya, Ven, dalam menciptakan anak sehat dan cerdas ini bisa berguna juga bagi ibu-ibu lain ya.

Sedang mengikuti pelatihan prakerja untuk meningkatkan skill

About the author

Hobi saya dalam hal kepenulisan menjadikan saya ingin selalu berkarya. Menciptakan ruang blog monicaanggen.com ini bukanlah sesuatu hal yang kebetulan gais. Sit, Enjoy, and Starting Read.. ^_^

15 pemikiran pada “Menciptakan Anak Sehat dan Cerdas”

  1. Wah makasih Mbak sudah share trik ipar nya nanti saya teruskan trik ini pada keponakan yang mempunyai batita.

    Balas
  2. Agak sulit buat kami membiasakan anak makan ikan, padahal sangat penting buat tumbuhkembangnya, mungkin efek sering makan fast food kali yaa?

    Balas
  3. Untung aku doyan ikan. Dari kecil aku terbiasa dicekoki ikan, termasuk minyak ikan. Padahal mamaku ga tahan sama bau ikan. hehehehe
    Tipsnya bagus ih, mau aku terapkan kalau nanti dapat kesempatan jadi ibu. Thanks ya, Mbak Monica.

    Balas
  4. Berguna bgt. Aku jg pinya baby 4 bulan. Bntr lagi MP-ASI. Semoga bisa ksh homemade aja. Aamiin..

    Balas
  5. luar biasa .. mencatat tips berfaedah dari kak mon .. mumpung anak masih kecil2 masih bisa dibentuk ya kak 🙂

    Balas
  6. Wah tipsnya keren kak monic, bener banget mesti memberikan yang terbaik untuk anak agar mereka tumbuh jadi anaknyang sehat dan pintar

    Balas
  7. Wow luar biasa Mbak Ven. Meski bekerja, tetap berusaha memberikan ASi kepada buah hatinya.
    Iya sih, ya, SKM memang manis sekali, saya pun tidak membiasakan anak-anak minum SKM meski mereka suka. Sesekali bolehlah tapi tidak sering-sering.

    Balas
  8. Sebentar lagi saya melahirkan, baca artikel ini langsung terinspirasi, bisalah saya terapin ke anak saya kelak. Tipsnya sangat bermanfaat sekali, terima kasih.

    Balas
    • Waah, semoga proses kelahirannya lancar ya, Mbak. Sehat ibu dan bayi. Dan semoga tulisan ini bisa sedikit memberi inspirasi demi menciptakan anak yang sehat dan cerdas

      Balas
  9. Ping-balik: Kelas Literasi Digital Sisternet: Ibu Cerdas di Era Digital · Catatan Monica Anggen
  10. Ping-balik: Menu MPASI untuk Bayi Usia 6 Bulan yang Dianjurkan WHO - Catatan Monica Anggen

Tinggalkan komentar