Sebelum membahas detail mengenai cara investasi online di Amartha, saya ingin terlebih dahulu membahas mengenai pentingnya perempuan berdaya dan berkarya.
Jadi ceritanya beberapa waktu lalu saya mendengar kabar duka. Suami salah seorang tetangga saya meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Namanya istri, pastilah sedih sekali karena pasangan jiwanya meninggal, apalagi ada dua anak kecil yang masih harus dirawat dan diberi pendidikan.
Kak Nira, begitulah saya dan beberapa perempuan yang tinggal satu komplek kontrakan biasa memanggil perempuan yang sedang berduka itu. Dari mulut Kak Nira, terurailah banyak cerita dan ketakutannya setelah kepergian sang tulang punggung keluarga.
Keluarga kecil mereka selama ini sepenuhnya bergantung dari hasil menarik ojek yang dilakukan suami. Penghasilan yang selama ini didapatkan cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan membuat Kak Nira sama sekali tak terpikir untuk ikut bekerja. Tapi sekarang, suami sudah tak ada lagi. Tabungan perlahan terkuras, dan tak ada lagi sumber penghasilan lain. Ia bingung dan ketakutan. Di Jakarta, ia tak punya keluarga. Pulang kampung pun bukan solusi untuk saat ini karena ia tak mau jadi beban keluarganya.
Ketika mendengar kisah Kak Nira, satu nasihat yang sering saya dengar sejak remaja bergaung di telinga dan kepala saya: “Perempuan itu mesti berdaya dan mandiri. Walaupun sudah menikah dan suami pun penghasilan yang cukup, istri tetap harus berkarya.”
“Perempuan itu mesti berdaya dan mandiri. Walaupun sudah menikah dan suami punya penghasilan yang cukup, istri tetap harus berkarya.”
Nasihat itu didengungkan Mama kepada tiga anak perempuannya, saya dan adik-adik. Katanya, jika suatu hari suami tiada maka kita tetap bisa hidup dengan layak dan tak jadi beban di keluarga besar. Peristiwa sedih yang dialami Kak Nira bukanlah satu-satunya kisah yang memperkuat nasihat ini.
Cukup banyak perempuan yang terpuruk begitu kehilangan tulang punggung keluarga. Dan karena kisah Kak Nira itu pula, hari ini saya menuliskan kisah mengenai perkenalan saya dengan Amartha, salah satu perusahaan teknologi inansial berbasis peer to peer lending yang mengkhususkan diri untuk pemberdayaan perempuan melalui pembiayaan usaha mikro dan makro yang dijalankan oleh para perempuan di Indonesia.
Mengenal Amartha dan Model Bisnis Investasi Online Terpercaya yang Ditawarkan
Sekitar tahun 2009, Andi Taufan Garuda Putra memulai pilot project cikal bakal Amartha dengan melakukan pembiayaan kepada masyarakat pemilik bisnis di Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor. Dengan bermodal 10 juta yang diambil dari tabungan sendiri, ia mulai membiayai usaha warga yang dikelola kebanyakan oleh ibu rumah tangga, seperti usaha kerajinan, ikan cupang, makanan kecil, dan sebagainya. Pembiayaan ini diberikan ke kelompok yang terdiri dari 15-20 anggota yang merupakan ibu rumah tangga.
Melihat penerimaan masyarakat dan berjalannya pilot project di Ciseeng, maka pada April 2010, Andi Taufan mendirikan Amartha dalam bentuk Lembaga Keuangan Mikro dan berbadan hukum dengan nama Koperasi Amartha Indonesia. Tujuan Andi Taufan mendirikan Amartha ini adalah untuk membantu masyarakat di daerah pedesaan/pelosok yang belum terjangkau bank untuk bisa mendapatkan akses keuangan demi mengembangkan usaha yang sedang dijalankan. Kemudian di tahun 2015, Amartha bertransformasi menjadi layanan P2P lending market.
Sejarah Amartha ini saya ketahui saat saya hadir ke kantor Amartha di Jl. Ampera Raya No. 16, Jakarta Selatan atas undangan tim c2live. Bersama saya hadir pula beberapa teman blogger yang kemudian akan ikut berkunjung ke Ciseeng untuk melihat langsung usaha-usaha kecil yang dijalankan para perempuan tangguh di sana.
Namun sebelum perjalanan dimulai, saya dan teman-teman berkenalan dulu dengan model bisnis Amartha. Narasumber yang memberi penjelasan mengenai Amartha secara lengkap adalah Lydia Kusnadi, yang mengatakan bahwa Amartha mendukung program pemerintah untuk menyalurkan pembiayaan untuk mendukung usaha rakyat sekaligus mendorong terwujudnya inklusi keuangan. Dengan program dan model bisnis yang dijalankan Amartha, masyarakat yang tak terjangkau akses perbankan tetap bisa mendapatkan bantuan pembiayaan demi memajukan usaha yang sedang dijalankan.
Di daerah pelosok yang akses informasi masih terbatas, cukup banyak perempuan, terutama ibu rumah tangga, yang memiliki kemampuan untuk berbisnis dan berkarya, namun belum memiliki kesempatan karena terbatasnya akses untuk mendapatkan permodalan. Padahal dengan adanya modal itulah ide bisnis bisa diwujudkan dan dikembangkan. Dengan kehadiran Amartha maka para perempuan di pelosok bisa mendapatkan akses pembiayaan, bahkan bisa pula ikut melakukan investasi online.
Lha, kok bisa ikut investasi secara online juga?
Iya, benar banget. Selain membiayai usaha kecil dan menengah di pelosok dengan cara Peer to Peer Lending, Amartha juga menyediakan ruang bagi siapa pun yang ingin berinvestasi secara online sekaligus ingin membantu orang lain.
Para ibu rumah tangga yang ingin berinvestasi bisa melakukannya hanya dengan modal awal satu juta rupiah. Dan untuk meminimalkan risiko, Amartha juga ikut memberikan pendampingan dalam hal peningkatan skill dan kemampuan pengelolaan keuangan baik pada penerima pembiayaan maupun kepada para investor yang berinvestasi di Amartha.
Cara Investasi Online di Amartha
Cara investasi online di Amartha cukup mudah dan bisa dilakukan siapa saja, terutama ibu rumah tangga. Modal yang dibutuhkan untuk bisa berinvestasi pun kecil, misalnya dengan menyisihkan terlebih dahulu sedikit dari uang belanja harian, kemudian setelah terkumpul satu juta rupiah, lalu ikut investasi online di Amartha.
Nah, berikut langkah-langkah yang perlu dilakukan agar bisa investasi online di Amartha:
- Buka website Amartha.
- Baca informasi dan keterangan yang ditampilkan di halaman yang terbuka agar kita mendapatkan pengetahuan yang cukup sebelum berinvestasi.
- Klik: Daftar untuk jadi investor.
- Proses persetujuan untuk menjadi investor biasanya 2×24 jam karena tim dari Amartha perlu melakukan verifikasi data kita yang ingin jadi investor terlebih dahulu.
- Setelah verifikasi berhasil, kita akan dihubungi melalui e-mail yang terdaftar.
- Masuk ke akun yang telah kita buat di Amartha dan buka bagian dashboard untuk melihat data orang yang sedang membutuhkan pembiayaan.
- Pilihlah investasi yang paling sesuai dengan yang kita inginkan, dan sesuai pula dengan modal yang akan kita investasikan secara online di Amartha.
- Masa berlaku pembiayaan tergantung ketentuan, begitupun dengan bagi hasil yang akan diterima. Baca ketentuan di dashboard dengan teliti sebelum mengambil keputusan.
Kunjungan Ke Amartha Village dan Bertemu Dengan Para Perempuan Tangguh
Setelah mendapatkan cukup banyak informasi mengenai Amartha dan model bisnis yang mereka jalankan, saya dan teman-teman kemudian melakukan perjalanan ke Ciseeng, Kabupaten Bogor. Di desa yang terkenal sebagai desa Amartha project ini, saya bertemu banyak perempuan tangguh yang telah berhasil meningkatkan taraf hidup keluarganya berkat bantuan pembiayaan dari Amartha.
1. Ibu Ratna Pengusaha Keset
Rumah yang pertama kali saya dan teman-teman kunjungi di Ciseeng adalah rumah Bu Ratna, pengusaha keset kerajinan tangan berbahan bekas konveksi, yang sudah menjadi mitra usaha Amartha kurang lebih 7 tahun lamanya. Dari cerita Bu Ratna, saya tahu kalau modal pertama yang didapatkan oleh Bu Ratna dari Amartha sebesar 500rb.
Uang modal tersebut kemudian beliau belikan bahan baku, juga membuat alat pembuat keset secara sederhana dari kayu. Dari bahan tersebut, beliau kemudian membuat keset. Katanya setiap malam sambil nonton tayangan televisi, beliau bisa menghasilkan 3-5 keset.
Sejalan dengan waktu, usaha rumahan keset Bu ratna terus berkembang dan karena pengembalian modal tak pernah ada tunggakan, nominal pembiayaan Bu Ratna di tahap berikutnya mengalami kenaikan. Saat ini, perempuan tangguh ini telah bisa membangun rumah yang lebih besar, ikut memberdayakan para perempuan di sekitar rumahnya dalam satu majelis yang terdiri 15-25 orang ibu rumah tangga, bahkan berkat bimbingan dan pelatihan yang diberikan tim Amartha, beliau sudah memiliki online shop untuk memasarkan keset produksinya ditambah mulai usaha kosmetik pula.
2. Ibu Lilis Pengusaha Pandai Besi
Apakah hanya perempuan tangguh yang memiliki usaha sendiri yang bisa menjadi mitra usaha Amartha dan mendapatkan pembiayaan? Ternyata tidak. Contohnya adalah Ibu Lilis, pemilik rumah kedua yang saya kunjungi di Ciseeng.
Ibu Lilis menjadi penjamin untuk usaha suaminya, yang merupakan pandai besi, pembuat golok, arit, timbangan, cangkul, juga pisau. Artinya, atas nama perempuan tangguh yang satu inilah pembiayaan Amartha dilakukan. Dan berkat pembiayaan yang diterima pula, usaha kerajinan besi berupa golok, timbangan, arit, pisau dan sebagainya tersebut semakin maju.
Ibu Lilis merupakan salah satu perempuan tangguh yang berkomitmen dalam menjalankan usahanya dan pantang menyerah meski ada aral melintang. Perjuangannya tersebut terlihat pula dari pembayaran kembali tanggungan yang dilakukan secara rutin tanpa pernah tertunda. Berkat kerja keras dan komitmennya tersebut, Ibu Lilis menjadi salah satu perempuan yang dicalonkan menjadi penerima reward Umroh dari Amartha. Yuk kita doakan bersama agar Ibu Lilis bisa berangkat umroh ya.
3. Ibu Apsiah Perempuan Tangguh Pengusaha Ikan Cupang
Nah, ini nih rumah ketiga jadi jadi rumah terakhir dalam agenda tour Amartha Village yang diselenggarakan tanggal 10 November 2018 lalu. Sewaktu saya dan rombongan tiba di rumah Ibu Apsiah, terlihat Ibu Apsiah sedang menggendong bayi, anak ke-3-nya.
Dari cerita Ibu Apsiah, saya tahu usaha ikan cupang yang ia jalankan awalnya hanyalah hobby. Lalu beliau berkenalan dengan Amartha, mendapatkan bantuan permodalan, dan akhirnya usaha ikan cupang ini pun ia kembangkan jadi bisnis yang cukup menjanjikan, bahkan bisa meningkatkan perekonomian keluarganya.
Sistem permodalan yang diterima sama seperti kedua perempuan tangguh sebelumnya, yaitu ia mesti tergabung dulu dalam kelompok yang diberi nama majelis. Dalam satu kelompok ada 15-25 orang anggota yang haruslah ibu rumah tangga. Dalam kelompok, ada yang namanya tanggung renteng, artinya ketika ada salah satu anggota tak bisa menyerahkan setoran mingguan, maka anggota di kelompok tersebut akan urunan sebesar jumlah yang perlu disetor sehingga tidak terjadi yang namanya penundaan setoran. Berkat setoran yang selalu tepat waktu pula, nantinya setiap anggota bisa meningkatkan platform pembiayaan selanjutnya.
Yuk Investasi Online di Amartha Sekaligus Membantu Orang Lain
Perjalanan ke Ciseeng membuka mata saya sekaligus menambah pengetahuan pula, bahwa ada cara berinvestasi online yang bisa sekaligus memberi manfaat bagi orang lain. Investasi online seperti ini hanya bisa dilakukan di Amartha. Yah, paling tidak tabungan saya yang saat ini belum terpakai untuk kebutuhan tertentu, bisa dimanfaatkan oleh orang lain dulu agar mereka bisa menambah usaha, mengembangkan usaha, atau memenuhi kebutuhan hidup mereka. Intinya sih, bisa investasi online di Amartha sekaligus bisa membantu orang lain pastilah membuat hidup jadi lebih bermanfaat kan ya? Saya saat ini sudah jadi bagian dari investor di Amartha, kamu bagaimana?