Langkah Awal Jadi Freelancer: Modal dan Niche

Home » Pengembangan Diri » Freelancing » Langkah Awal Jadi Freelancer: Modal dan Niche

Hai kamu yang sekarang ingin jadi freelancer, sudah yakin mau mulai perjalanan karir ini, tapi bingung harus mulai dari mana ya? Tenang! Di artikel kali ini saya akan berbagi langkah awal jadi freelancer berdasarkan pengalaman pribadi.

Memang saat ini cukup banyak yang tertarik masuk ke dunia freelance karena waktu kerjanya yang fleksibel, potensi penghasilan yang katanya besar, dan bisa bebas kerja dari mana saja.

Iya, semua yang saya sebutkan tersebut bisa kamu nikmati kok, asalkan kamu memulai karir ini dengan persiapan matang, mulai dari modal skill hingga menentukan dan memilih niche yang tepat.

Yuk, langsung baca artikel ini sampai selesai.

3 Modal Awal Jadi Freelancer yang Wajib Kamu Miliki

Berbeda dengan memulai usaha atau membangun bisnis ya, bekerja sebagai freelance itu bisa kamu mulai bahkan tanpa modal uang lho.

Bahkan kalau saat ini kamu baru saja kena layoff dan sedang mencari pekerjaan baru yang tidak membutuhkan modal besar, maka menjadi freelancer bisa sebagai batu loncatan.

Tetapi tidak membutuhkan modal di sini bukan berarti benar-benar tidak bermodal ya. Tetap ada modal awal tak berwujud yang wajib kamu miliki, yaitu:

1. Skill yang Bisa Dijual

Saat memutuskan mau bekerja secara freelance, artinya kamu sudah paham kan, kalau freelance itu = jual skill?

Maka modal pertama yang wajib kamu miliki ya ada tidaknya kemampuan atau skill di dalam diri kamu yang bisa kamu gunakan untuk membantu orang lain menyelesaikan masalah mereka.

Misalnya skill menulis artikel yang SEO friendly untuk memenuhi kebutuhan orang lain akan artikel website, content marketing, script writing, copywriting, dan sebagainya.

Skill freelancer lainnya yang masih tinggi angka kebutuhannya, antara lain:

  • Menggambar manual dan digital, skill desain, dll → desain grafis.
  • Senang bikin konten di media sosial, bikin video, dll → social media management, admin sosial media, video editing.
  • Punya skill bikin website, sudah biasa ngeblog, paham coding, punya skill Wordpress atau Blogspotweb development atau jadi blogger.
  • Data entry atau transkripsi modalnya senang bekerja dengan data, teliti, paham data management, dll.

Skill lain yang mungkin sering terlewatkan nih, kamu senang ngobrol atau ngomong, lalu suara kamu bagus berdasarkan banyak masukan dari teman-temanmu, nah kenapa tidak jadi voice over saja?

Bagaimana kalau saat membaca artikel ini kamu masih bingung dengan skill spesifik yang kamu miliki?

Tenang, coba lakukan riset atau browsing dulu ke berbagai platform pembelajaran di YouTube, Coursera, Skillshare, Habis Kerja, Belajar Lagi, dll.

Mengikuti kursus singkat juga menjadi cara terbaik untuk eksplorasi potensi tersembunyi yang ada di diri kamu lho. Lalu, fokuskan perhatian kamu pada satu skill ya. Jadilah ahli di bidang yang berkaitan dengan keterampilan tersebut.

keahlian dan skill yang wajib dimiliki kalau mau jadi freelancer

2. Mindset & Komitmen

Jadi gini, banyak orang mengira dunia freelance itu semudah upload portofolio, lalu duduk manis sambil menunggu cuan mengalir. Termasuk saya nih, dulu juga saya mengiranya semudah ini.

Padahal kenyataannya jauh dari ekspektasi dan saya sempat shock karena apa yang saya pikirkan berbeda banget. Bahkan sampai sekarang pun masih sesekali dibuat terkejut dengan berbagai case di luar dugaan.

Prinsipnya, freelance bukan jalur cepat menuju kemapanan finansial atau kesuksesan instan ya. Namun berkarir sebagai freelancer menjadi medan pembuktian, terutama soal mindset dan komitmen.

Pada akhirnya, mindset yang tepat akan membuat kamu jadi lebih bijak menyikapi situasi sulit, seperti klien ghosting, revisi menumpuk, penghasilan belum stabil, atau saat pembayaran terlambat.

Sementara komitmen itu bisa diibaratkan sebagai bensin di kendaraan yang akan membuat kamu tetap melaju walaupun tantangannya lumayan atau saat hasil belum sesuai harapan.

Intinya nih ya, kamu sebagai freelancer akan sering mengalami proses trial & error. Ini wajar, pekerjaan lain kan juga begitu.

Namun yang membedakan antara orang yang bisa naik level dan mereka yang stuck di situ-situ saja, biasanya berkaitan dengan 4 hal ini:

a. Konsistensi

Bisa jadi proyek pertama gagal, kedua belum menghasilkan, tetapi yang penting kamu terus berusaha dan mencoba. Konsistensi ini yang perlahan membangun reputasi kamu.

b. Disiplin Waktu

Karena tidak ada bos yang mengatur dan mengawasi kamu kerjanya gimana, ya kamu harus jadi bos untuk diri sendiri.

Mulailah dengan membuat jadwal, patuhi deadline, dan biasakan bekerja secara terstruktur. Berat? Ya, iya, tapi kan kamu yang bisa menakar kapasitas diri kamu dalam bekerja.

Tanpa disiplin, kerja freelance bisa terasa “asal jalan” dan hasilnya pun tidak optimal. Selain itu kalau terpaksa “telat deadline” jangan kebanyakan alasan juga ya.

c. Niat Terus Belajar

Dunia digital terus berubah. Tools baru, tren baru, kebutuhan klien pun ikut berkembang. Freelancer yang stagnan, cepat tersingkir dan akan kalah bersaing. Pastinya yang adaptif dan haus ilmu, lebih cepat naik kelas.

cara dan tips menjadi freelancer sukses

d. Kemampuan Komunikasi

Kemampuan berkomunikasi di sini bukan hanya tentang bisa ngomong lancar atau tidak, tetapi juga bagaimana menyampaikan ide dengan jelas.

Selain itu, kamu juga harus mampu memahami brief dengan baik, menyelesaikan konflik, dan membangun hubungan yang sehat dengan klien.

Ini softskill yang sering disepelekan, padahal krusial banget untuk repeat order dan referral.

Pokoknya, kalau tak punya growth mindset dan komitmen yang kuat, maka punya skill sehebat apapun akan tenggelam.

Untuk kerja sama jangka panjang, biasanya klien tidak hanya mencari orang yang jago secara teknis, tetapi juga yang bisa diandalkan, komunikatif, dan beretika kerja baik.

Jadi sebelum buru-buru belajar tools dan teknik, pastikan kamu membekali diri dengan cara berpikir dan sikap kerja yang benar.

Karena dalam dunia freelance, cara kamu berinteraksi dan menyelesaikan tugas dengan baik bisa jadi pembeda terbesar antara kamu dan ratusan freelancer lain di luar sana.

3. Alat Pendukung

Dalam perjalanan saya sebagai freelancer selama lebih dari 10 tahun, cukup sering saya mendengar keluhan ketidakpunyaan alat menjadi faktor penghalang orang untuk bekerja dengan baik.

Bahkan cukup banyak pula cerita di mana ketiadaan alat yang mumpuni menjadi alasan untuk jadi freelancer yang menghasilkan pekerjaan ala kadarnya.

Kapan-kapan saya akan cerita mengenai hal ini di tulisan lain di blog ini ya. Sekarang mari kembali fokus, peralatan apa saja yang perlu kamu punya untuk bisa jadi freelancer?

  • Smartphone atau laptop yang spesifikasinya cukup untuk kamu bekerja.
  • Koneksi internet yang stabil.
  • Email dan akun media sosial profesional.
  • Software pendukung lainnya, seperti mampu menggunakan Google Docs, Excel, mengoperasikan Microsoft Word dengan baik, dll.

Ngomong-ngomong, saya dulu tidak punya komputer, apalagi laptop lho saat memulai perjalanan saya jadi freelance.

Jadi semua karya tulis saya, baik artikel maupun naskah buku, saya tulis dengan pulpen di buku khusus. Lalu setiap pulang kerja (dulu kerjaan saya jadi sales alat tulis keliling di Surabaya), saya akan menyalin semua tulisan itu agar jadi versi digital di persewaan komputer atau di warnet yang punya paketan per 2 jam Rp5.000,-

Bisa membayangkan kondisi tersebut tidak? Nyatanya tanpa memiliki alat mumpuni, asalkan punya niat, tekad, dan komitmen, kamu bisa kok membangun karir sebagai freelancer.

Alat yang dibutuhkan untuk jadi freelancer

Cara Menentukan Niche Freelance Kamu

Akhir-akhir ini, kamu pasti cukup sering mendengar istilah niche, kan? Pengertian niche adalah bidang spesifik atau topik tertentu yang menjadi fokus kamu dalam membuat konten atau mencari pekerjaan freelance.

Dalam dunia freelance, niche bisa diartikan juga sebagai keahlian utama atau spesialisasi yang kamu miliki.

Prinsipnya, semakin spesifik, semakin mudah calon klien mengenali keahlian kamu, bahkan dapat membuat kamu berbeda dengan freelancer lain di luar sana.

Selain itu, punya niche yang khusus juga bermanfaat untuk:

  • Memudahkan kamu ketika perlu membangun personal branding.
  • Portofolio lebih fokus dan kuat
  • Klien lebih percaya karena kamu dianggap ahli di bidang tersebut.

Nah, untuk menemukan niche atau spesialisasi yang kamu miliki, berikut tipsnya:

1. Lihat Keahlian dan Minat Kamu

Langkah pertama memilih niche adalah dengan jujur melihat ke dalam diri sendiri: apa sih hal yang paling kamu suka dan bisa kamu lakukan dengan baik?

Misalnya, kamu suka menulis. Coba gali lebih dalam, topik apa yang membuat kamu bersemangat ngetik panjang-panjang tanpa terasa capek? Bisa jadi kamu suka nulis tentang parenting, review film, atau dunia bisnis dan startup.

Atau kalau seperti pengalaman saya, dulu saya menulis novel, juga menulis nonfiksi dengan fokus buku pengembangan diri.

Sejalan dengan waktu, saya lebih enjoy menulis buku-buku motivasi dan pengembangan diri karena membuat saya bisa sekaligus belajar banyak.

Intinya, cari niche yang memang kamu bisa, kamu kuasai dengan baik, dan aku suka mengerjakannya.

Contoh lain, kalau suka desain, maka jangan cuma berhenti di “aku bisa desain”. Tanyakan lagi beberapa pertanyaan berikut:

  • Desain seperti apa yang bisa saya buat?
  • Apakah saya enjoy bikin desain feed Instagram, atau justru lebih tertarik desain logo brand lokal?
  • Apakah saya punya skill di bidang UI/UX dan memang senang ngulik tata letak website atau aplikasi agar user friendly?

Menemukan irisan antara minat dan skill adalah fondasi penting sebelum menentukan niche yang tepat.

2. Cek Permintaan Pasar

Minat dan skill itu penting, namun jangan lupa kalau ada hal berikutnya yang juga perlu kamu perhatikan, yaitu apakah ada orang yang mau membayar keahlian yang kamu miliki?

Untuk itu, kamu perlu melakukan riset terkait permintaan pasar. Caranya:

  • Kunjungi platform freelancer, seperti Upwork, Fiverr, Sribulancer, atau Projects.co.id.
  • Ketik skill kamu dan lihat berapa banyak jenis pekerjaan yang sama yang ditawarkan di platform tersebut?
  • Analisis komentar atau keterangan lainnya terkait berapa banyak orang mencari jenis pekerjaan yang ditawarkan?
  • Lihat juga, klien lebih banyak mencari penulis blog SEO atau penulis skrip video YouTube?
  • Lebih banyak mana, pencarian jasa desain feed Instagram atau pitch deck startup?

Selain menerapkan tips di atas, kamu juga bisa menggunakan tools gratis, seperti Google Trends, untuk melihat apakah topik/niche kamu lagi naik daun, kata kunci yang digunakan, dan volume pencariannya.

Jadi, riset pasar tidak bisa dilakukan hanya mengandalkan feeling atau insting ya, harus ada data yang valid supaya perencanaanmu jadi lebih terarah dan langkahmu memasuki dunia freelance jadi lebih mantap.

contoh menentukan niche untuk jadi freelancer

3. Uji Coba Niche

Nah, ini bagian penting yang sering dilewatkan oleh freelancer pemula. Kamu tidak harus langsung yakin 100% sama niche dari awal. Justru, proses awal itu memang waktunya eksplorasi.

Coba dulu beberapa project kecil dari berbagai bidang yang masih nyambung sama minatmu. Misalnya, kamu ambil project menulis artikel parenting dan satu lagi artikel fintech.

Dari situ kamu bisa evaluasi: project mana yang membuat kamu excited saat mengerjakannya? Lalu lihat juga, project mana yang memberi hasil lebih bagus dan klien puas?

Proses trial & error ini penting karena dari situlah kamu bakal tahu niche mana yang benar-benar cocok secara minat, skill, dan demand pasar.

Jangan takut ganti haluan kalau merasa tidak nyaman, sebab inilah bagian dari perjalanan yang memang perlu kamu lalui agar bisa menemukan ceruk terbaik.

 

Jadi freelancer itu seru dan fleksibel, namun tetap membutuhkan persiapan untuk memulainya. Kamu bisa mulai dengan mencari tahu skill yang bisa dijual dan niche yang kamu kuasai.

Ingat, tidak ada jalan pintas yang instan ya. Kamu tetap perlu mengatur langkah kecil yang konsisten dalam membangun karier freelance yang berkelanjutan.

Kalau mau jadi freelance writer, kamu bisa juga mengikuti langkah-langkah yang ada di artikel berjudul Tips dan Cara Menjadi Freelance Writer Sukses.

Nah, dari semua tips di artikel ini, mana nih langkah yang paling menantang? Yuk, share di kolom komentar biar bisa saling support.

Sedang mengikuti pelatihan prakerja untuk meningkatkan skill

About the author

Hobi saya dalam hal kepenulisan menjadikan saya ingin selalu berkarya. Menciptakan ruang blog monicaanggen.com ini bukanlah sesuatu hal yang kebetulan gais. Sit, Enjoy, and Starting Read.. ^_^

Satu pemikiran pada “Langkah Awal Jadi Freelancer: Modal dan Niche”

  1. Tulisan ka Mon lengkap dan bagus meskipun kata kakak ini dadakan. Yaa kalau dah ahli sih begini yaa….

    Saya mulai bangun niche travelling dan kuliner nih ka..tapi masih ada tema lainnya juga sambil menengok² kueri yang paling sering dicari oleh pembaca blog saya.

    Tapi tetap pengin fokusnya di travelling. Bangun branding pelan² ceritanya kaak.

    Sukses terus ka Mon…

    Balas

Tinggalkan komentar