Cuma XL yang Mengerti Freelancer Seperti Saya

Gambar: Twitter @myXL

Saat membaca judul di atas, paling Anda akan berpikir, “Ah, Monic mah promoin XL mulu!” Hahaha…
Sebenarnya, saya tidak murni mempromosikan XL melulu sih, cuma dari dulu memang saya penggemar XL, bahkan seluruh keluarga saya dan keluarga suami juga pengguna XL sejak bertahun-tahun lalu. Meski saya menggunakan nomor XL sejak tahun 2003, saya tidak membatasi diri untuk menggunakan provider lain selain XL, terutama sejak adanya smartphone yang memungkinkan penggunaan dua kartu secara bersamaan. Tetapi sejauh pengalaman saya selama ini, tetap XL yang menurut saya terbaik dan bisa mengerti kebutuhan freelancer seperti saya.

Duh, semoga XL tidak jadi besar kepala ya karena di paragraf pertama saja XL terus saya puji-puji.

Paket XL Akrab

Paket XL pertama yang bikin saya jatuh hati adalah paket XL Akrab. Waktu itu kan saya belum punya android dan saya tinggal berjauhan dengan keluarga. Karena keluarga saya juga pengguna XL, jadilah kami beramai-ramai menggunakan paket XL Akrab ini. Bayangin aja, untuk 5 nomor yang terdaftar, saya bisa menelepon sepuasnya selama satu bulan penuh dan gratis. Nah, masalah gratis ini yang penting. Mikirnya sih sayang aja kalau hobi telepon berjam-jam lalu harus menghabiskan uang untuk pulsa begitu banyak. Di masa itu, uang Rp50.000,- nilainya cukup besar. Tapi rasanya sebanding deh kalau untuk buat isi pulasa XL kemudian dibeliin paket XL Akrab yang membuat saya bisa menelepon keluarga dan yayang yang tinggal di kota lain setiap saat, setiap waktu. Nah, sejak saat itulah, saya tidak pernah beralih dari XL. Sempat sih nomor XL saya yang lama hilang bersamaan dengan raibnya ponsel saya. Karena malas mengurus minta nomor yang sama ke gerai XL, akhirnya saya memilih nomor cantik yang hingga hari ini masih saya gunakan.

Memulai Karier Sebagai Penulis Buku dan Freelancer.

Tahun 2011, saya masih bekerja sebagai sales lapangan untuk produk alat tulis dan kantor di Surabaya, tapi di saat yang sama, saya mulai menyiapkan diri saya untuk meraih impian saya, yaitu menjadi penulis. Waktu itu, saya dapat hadiah dari adik nomor dua saya, sebuah ponsel Blackberry yang memungkinkan saya bisa internetan melalui ponsel. Jaringan XL yang cepat dan stabil sangat membantu saya untuk berselancar di dunia maya, mencari komunitas-komunitas kepenulisan, berburu lomba-lomba menulis, juga mendapatkan berbagai peluang menulis. Semua informasi yang saya dapatkan, saya catat di buku tulis, dan untuk menulis naskah-naskah yang nantinya dikirim untuk lomba, saya juga menuliskannya di buku tulis dengan pulpen atau pensil. Kesannya gini banget ya pengalaman saya, tapi itulah kenyataannya. Saya belum punya laptop atau komputer sendiri. Ada sih komputer di rumah adik, tapi komputer itu masih digunakan beramai-ramai. Otomatis saya tidak bebas menggunakan komputer itu semau saya, apalagi sejak pagi hingga sekitar pukul 6 sore, saya bekerja. Baru tiba di rumah sekitar pukul 8 malam.

Cara mengatasi kesulitan saya karena tidak punya komputer dan laptop tadi, saya akan menulis semua artikel maupun naskah saya di buku tulis dulu setiap saya punya waktu luang di siang hari (saat jam makan siang) atau ketika malam sebelum tidur. Saya memaksa diri saya untuk menulis setiap malam, antara pukul 10 hingga tengah malam. Untuk referensi dan informasi lain yang saya butuhkan untuk menulis artikel atau naskah, saya cari menggunakan ponsel dan kemudian saya tulis tangan di buku. Hari Sabtu, saya kerja cuma setengah hari. Jadi pulang kerja, saya langsung meluncur ke warnet di daerah Klampis, beli paket paket 10.000 untuk 4 jam, dan mengetik semua naskah saya cepat-cepat supaya bisa dikirim ke panitia lomba, atau ke salah satu website yang menerima artikel. Kegiatan ini saya lakukan hampir satu tahun. Tiap Sabtu dan kadang-kadang hari Minggu, saya nongkrong di warnet hanya untuk mengubah tulisan tangan saya menjadi file naskah yang bisa dikirim melalui email.

Tahun 2012, saya berhasil membeli laptop dari uang hasil saya menulis. Ini laptop pertama yang saya miliki dan mendukung saya untuk semakin rajin menulis. Masa itu, belum ada smartphone yang bisa tethering koneksi internet ke laptop, saya masih menggunakan modem. Beberapa kali saya terpaksa berganti kartu karena masa itu modem belum bisa menggunakan kartu XL. Rasanya tersisa banget karena koneksi yang lambat jelas sangat mengganggu dan menghambat kegiatan menulis saya, sementara saya masih harus bekerja sebagai sales. Lalu ketika satu per satu naskah saya mulai diterbitkan menjadi buku oleh beberapa penerbit, saya semakin bersemangat menulis. Uang muka salah satu buku terbit saya akhirnya bisa saya belikan modem yang keluaran XL. Sejak punya modem XL, kegiatan menulis saya semakin lancar, terutama waktu menulis buku nonfiksi yang membutuhkan banyak sekali referensi dari artikel dan jurnal penelitian di internet. Bayangin aja, berkat bantuan jaringan XL yang lancar dan cepat, saya bisa menulis dan menerbitkan lebih dari 8 judul buku sepanjang tahun 2012.

Lima Buku Best Seller Dalam Waktu Berdekatan

Tahun 2015, saya mulai fokus menulis buku-buku self improvement. Bukan saya ahli dalam bidang ini, tetapi saya berpikir untuk membagikan apa yang sedang saya pelajari kepada pembaca saya. Dengan kata lain, ketika saya menulis buku-buku ini, saya sedang belajar untuk mengembangkan diri saya sendiri menjadi pribadi yang lebih baik. Di saat yang sama, saya berusaha membagikan apa yang saya pelajari kepada orang lain dengan harapan supaya kita semua bisa sama-sama belajar menjadi pribadi yang lebih baik tadi.

Foto: dok.pribadi

Untuk menulis sebuah buku nonfiksi, terutama buku self improvement yang menjadi fokus tulisan saya, tentu saja membutuhkan banyak referensi berupa buku-buku dengan tema serupa dan berbagai artikel serta jurnal ilmiah yang bisa saya temukan di internet. Selain itu, saya juga menyisipkan kisah orang-orang sukses di dunia dan cara mereka mencapai kesuksesan mereka. Di sinilah koneksi internet yang cepat dan stabil memiliki peranan besar. XL mampu memenuhi kebutuhan saya akan akses internet super cepat yang membuat saya bisa membuka banyak situs luar negeri dalam satu waktu (untuk menulis satu bab saja tabulasi di layar laptop saya bisa sampai lima tab… hehehe). Untuk itu, saya benar-benar mensyukuri XL Axiata sebagai salah satu provider terpercaya yang memerhatikan kebutuhan para pelanggannya.

Thanks to XL!

 

Sedang mengikuti pelatihan prakerja untuk meningkatkan skill

About the author

Hobi saya dalam hal kepenulisan menjadikan saya ingin selalu berkarya. Menciptakan ruang blog monicaanggen.com ini bukanlah sesuatu hal yang kebetulan gais. Sit, Enjoy, and Starting Read.. ^_^

12 pemikiran pada “Cuma XL yang Mengerti Freelancer Seperti Saya”

  1. Koneksi lancar pekerjaan lancar juga ya semoga bisa meluncurkan buku baru lagi mengenai gamers ya mba haha

    Balas
    • Aamiin. Buku baru akan luncur bulan depan sepertinya, Mas Diki. Tapi untuk buku mengenai gamer, gimana kalo Mas Diki yang nulis. Ayolah, sini aku bantuin deh. Ulas tips dan trik jadi Legend di Mobile Legend dong… Hehehe

      Balas
    • Aihh, makasi banyak. Cuma share pengalaman aja, Kakak. Untunglah ada XL makanya bisa browsing cari data buat nulis

      Balas
  2. Wah keren mba Monica..ternyata di balik kesuksesannya ada peran si Biru ya. Salut dengan keuletan mba . Sukses selalu ya

    Balas
    • Iya, Mbak Sri Rahayu. Bersyukur banget dulu XL jadi provider yang akses internetnya cepat dan murah. Berkat si Biru inilah aku bisa ngebut cari refensi dan naskah-naskahku bisa selesai tepat waktu. Sukses juga untukmu ya, Mbak. Mari kita menjemput sukses sama-sama.

      Balas
  3. Paling suka sama yang berbau “self improvement”.
    Bikin hidup semakin hidup!
    Aku kebetulan sering banget diajak PIC-XL di kotaku. Mereka sangat humble dan friendly. Dan sering banget kasih kesempatan pertama untuk coba produk inovasi mereka.
    Jadi, semacam simbiosis mutualisme, gitu.
    Hehehe…
    Postingan blog nambah sekaligus review produk.
    So far, so good!

    Balas
    • Ih enaknya jadi dirimu, Mbak, bisa jadi orang pertama yang coba produk mereka. Tapi emang kok beberapa kali ikutan acara XL senang banget ya. Tim XL baik2 dan humble banget emang.

      Balas

Tinggalkan komentar