Postingan kali ini masih lanjutan mengenai pembahasan workshop Toys Fotografi yang diadakan Kelas Blogger tanggal 26 April 2017 yang lalu, ya. Yang belum baca ulasannya bisa berkunjung ke sini.
Jadi, setelah sesi pembahasan oleh Mas Rahmat Budiman (IG: @matetampan), seluruh peserta diminta untuk mencoba dan mempraktikkan ilmu yang telah didapat. Intinya, sih, kita berusaha menerapkan tips dan trik fotografi yang sudah dibahas sebelumnya. Beberapa mainan dari @polidhouse dan @bricksindonesia disebar di beberapa tempat. Peserta diminta berkreasi menciptakan foto yang bagus dengan mainan-mainan tersebut. Karena ponsel suamiku, si Pewe, lagi ngadat dan nggak bisa dipakai. Dia joinlah sama aku. Pakai satu ponsel untuk berdua.
Awalnya, kami hanya mengambil foto pada mainan yang di pohon, di akar-akar, di dedaunan.
Setelah melihat hasilnya, aku bilang ke Pewe, aku nggak suka semuanya. Fotonya jelek. Tetap aja terlihat seperti mainan. Aku lalu buka Instagram Mas @matetampan dan lihat-lihat hasil fotonya dia. Semua foto di sana berkesan hidup. Beda banget dengan foto yang baru kami hasilkan.
Tapi kemudian, Pewe melihat cone pembatas jalan berwarna oranye dalam posisi terbalik. Tahu, kan, itu loh cone berwarna oranye yang biasanya juga ada di parkiran mobil atau motor dan terhubung satu sama lain dengan rantai atau tali. Pewe mengajak aku menaruh Sabertooth Tiger dari Lego di sana dan terpikir dua kata ‘Lorong Waktu’. Foto-foto yang pertama kami ambil tampak kurang memuaskan. Cone yang kotor malah membuat mainannya jadi berkesan ‘kurang wah’. Aku protes lagi dan bilang jelek, ah, itu kotor-kotornya kelihatan banget.
Lalu, Pewe memindah posisi si Tiger lebih ke dalam. Hasilnya lumayan dan aku tinggal crop dikit tanpa melakukan edit apa pun. Kebetulan pencahayaannya bagus. Kesan Sabertooth di lorong waktu sesuai dengan yang aku inginkan. Voila. Inilah hasilnya.
Selesai kegiatan praktik ini, kami makan siang bersama. Maafkan aku, ya, aku lupa tanya siapa yang mensponsori makan siang kami. Sambil menikmati makanan, lega Sabertooth pun dibagikan ke masing-masing peserta dan diminta untuk merakitnya. Susahnya. Aku menyerah setelah cuma berhasil menyelesaikan kedua kakinya aja. Daripada bengong, aku lihat-lihat kembali hasil foto mainan yang sudah kami ambil. Bertepatan dengan teriakan ‘sisa 5 menit lagi, ya, waktunya’, aku malah dapat ide, Ada satu foto yang menarik perhatianku.
Mainan Pikachu ini punyanya @polidhouse. Ketika Pewe ngambil foto Pikachu di rantai. Aku merasa agak terganggu karena latar belakangnya adalah tempat parkir, juga pos satpam. Kesannya jelek banget. Kebetulan aku melihat ada potongan batang pohon kecil tidak jauh dari tempat kami berdiri. Aku mengangkat batangan pohon itu dan menggeserkan persis di belakang mainan. Minimal itu bisa jadi latar belakang, pikirku.
Coba lihat hasil foto Pikachu di atas, Biasa aja, kan, kelihatannya? Aku lalu teringat penjelasan Mas Mate mengenai memanfaatkan aplikasi edit foto di ponsel. Ada beberapa aplikasi editing foto, sih, yang direferensikan Mas Mate, seperti: PicSay dan Snapseed. Aku mikir lagi. Misalnya tidak pakai aplikasi itu, dan cuma diedit dengan yang ada di ponsel saja, bisa tidak, ya? Aku lalu mencobanya. Hasilnya:
Sampai di rumah, Nanoblock-nya dibuka dan ya, ampun, kecil-kecil banget. Lagi-lagi, Pewe yang berjasa, nih, dia rakitkan satu demi satu setiap potongan nanoblock tadi. Ini keren banget. Terima kasih ya, Polidhouse. Aku mana tahu kalau ada mainan begini. Teman-teman yang gemar bermain Lego atau Nanoblock bisa tanya-tanya langsung ke IG: @polidhouse ya mengenai mainan ini. Terima kasih juga untuk Kelas Blogger yang sudah mengadakan acara keren begini. Sering-sering, ya.