Setiap tanggal 14 November 2020 diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia atau World Diabetes Day (WDD). Peringatan yang dilakukan secara rutin ini bertujuan agar setiap orang menjadi lebih peduli dan sadar dampak penyakit yang dikenal sebagai silent killer ini. Salah satunya, dengan cara memperhatikan pola makan penderita diabetes.
Lha, kenapa kita harus peduli dan tahu mengenai pola makan yang tepat bagi penderita diabetes?
Peningkatan Jumlah Penderita Diabetes di Indonesia
Berdasarkan hasil penelitian dan laporan dari International Diabetes Federation (IDF) pada 14 Mei 2020, jumlah orang yang menyandang diabetes secara global telah mencapai 463 juta.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 50,1% penyandang diabetes tidak terdiagnosis. Ini sungguh berbahaya lho, apalagi jika pola makan sehat tidak diterapkan, otomatis risikonya menjadi berbahaya berkali-kali lipat.
Jika sebelumnya diabetesi berkisar di usia 40 tahun ke atas, maka pada 2020 saja sudah terdata sekitar 75% pasien diabetes berusia antara 20-64 tahun. Artinya, penderita penyakit ini sudah menjangkau generasi yang lebih muda.
Akan sangat berbahaya kalau kesadaran akan bahaya penyakit diabetes tidak ditingkatkan melalui sosialisasi. Selain itu, perlu pula setiap keluarga paham mengenai manajemen, perawatan, pencegahan dan pendidikan diabetes.
Karena di dalam keluarga kami, ada Papa yang terdiagnosis menderita diabetes, saya dan keempat adik saya pun perlu mencari tahu banyak hal terkait diabetes. Hal ini karena diabetes termasuk penyakit yang juga diturunkan.
Artinya, ketika ada penderita di dalam keluarga, maka keturunannya bisa berisiko menderita penyakit yang sama. Otomatis, saya dan adik-adik pun mulai menerapkan pola makan sehat dan gizi seimbang demi terhindar dari penyakit ini.
Bersyukurnya, saat ini ada banyak sekali literatur, buku, juga artikel yang membahas mengenai informasi detail mengenai diabetes. Selanjutnya, juga sudah ada berbagai pihak yang melakukan sosialisasi untuk memberikan edukasi mengenai penyakit diabetes ini, salah satunya seperti yang diselenggarakan PT. Kalbe Farma Tbk. melalui kampanye Bersama Diabetasol, Sayangi Dia.
Bersama Diabetasol, Sayangi Dia
PT. Kalbe Farma Tbk. melalui brand Diabetasol, produsen nutrisi khusus diabetes menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam rangka peringatan WDD 2020 atau Hari Diabetes Sedunia. Sebagai salah satu produsen nutrisi khusus untuk penderita diabetes, Diabetasol mendukung diabetesi untuk bisa tetap hidup sehat.
Kampanye ini juga memiliki misi khusus, yaitu mengajak sebanyak mungkin orang dan semua pihak, termasuk tenaga medis, keluarga, kerabat, sahabat, bahkan masyarakat secara umum, untuk secara aktif memberikan dukungan kepada diabetesi. Selain itu, juga sebagai bentuk apresiasi bagi para caregiver yang sudah berkontribusi positif bagi diabetesi di Indonesia.
Di tanggal 3 November 2020, saya berkesempatan ikut dalam Media Briefing yang diselenggarakan Diabetasol. Ada 4 narasumber yang hadir di dalam acara ini, yaitu:
- Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD – Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI).
- Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD, KEMD,
FACE – Executive Committee Member IDF Western Pacific Region (2009-2011 & 2012-2015). - Dr. dr. Sony Wibisono, Sp.PD-KEMD, FINASIM – Presiden PB PERSADIA Terpilih periode 2020 – 2022
- Tunghadi Indra – Director of Special Needs & Healthy Lifestyle Nutrition KALBE Nutritionals
Dalam sambutannya, Tunghadi Indra mengatakan bahwa Diabetasol berkomitmen memberikan edukasi mengenai penyakit diabetes secara berkelanjutan. Edukasi ini tidak hanya dilakukan di Indonesia, namun juga dilakukan hingga ke negara tetangga di mana Diabetasol sudah tersedia di sana, seperti ke Malaysia, Sri Lanka, Myanmar, dan Filipina.
Angka prevalensi diabetes di Indonesia sekarang semakin meningkat karena di masa pandemi seperti sekarang penderita diabetes semakin berisiko. Itu sebabnya, penting sekali menerapkan manajemen pengelolaan kesehatan yang tepat bagi penderita diabetes demi membantu menurunkan risiko terkena komplikasi Covid-19.
Informasi penting berikutnya, saya dapatkan dari Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, Sp.PD, KEMD, FACE. Diabetes ini ada 4 tipe lho. Wah, saya selama ini hanya tahu kalau diabetes itu ada 2 tipe saja. Jadi, keempat tipe diabetes itu, yaitu:
1. Diabetes Melitus Tipe 1
Dikenal pula dengan sebutan insulin dependent diabetes. Diabetes ini terjadi akibat ketidakmampuan tubuh memproduksi insuline.
2. Diabetes Melitus Tipe 2
Diabetes tipe II atau non-insulin dependent diabetes adalah jenis diabetes yang tubuh masih memproduksi insulin, namun jumlahnya tidak cukup atau catat, sehingga perlu asupan insulin dari luar.
3. Diabetes Akibat Kekurangan Gizi
Diabetes tipe ketiga ini terjadi akibat tubuh kekurangan gizi yang parah.
4. Diabetes Gestasional
Biasanya terjadi pada kondisi ibu yang sedang hamil, sehingga kadar gula darah ibu hamil mengalami lonjakan tinggi.
Sementara dari Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD, Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI), mengatakan agar semua orang harus peduli dengan penyakit Diabetes mengingat Indonesia berada di peringkat ke-7 dunia sebagai negara dengan penderita diabetes yang jumlahnya banyak. Bahkan dari data IDF 2020, sudah 10 juta lebih penderita diabetes di Indonesia. Artinya, 1 dari 25 orang Indonesia adalah penderita diabetes.
Gejala umum yang sering menjadi diagnosis awal diabetes adalah banyak minum, banyak kencing, dan juga berat badan turun. Artinya kalau sudah timbul gejala, maka penanganan yang dilakukan jadi harus lebih fokus agar gejala tak semakin berat. Alangkah baiknya sebelum terjadi, orang-orang yang berisiko tinggi terkena diabetes melakukan pengecekan gula darah secara rutin.
“Ingat, salah satu komorbid atau penyakit penyerta yang banyak ditemukan pada pasien virus COVID-19 tepatnya di peringkat kedua, yaitu sebanyak 34,4% kasus di Indonesia,” kata Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, SpPD-KEMD. Hal ini beliau katakan karena memang saat ini Indonesia masih dalam masa pandemi Corona.
Rangkaian Acara Dalam Kampanye Bersama Diabetasol, Sayangi Dia
1. Media Briefing
Pada tanggal 3 November 2020, diselenggarakan media briefing mengenai diabetes. Hal ini seperti yang telah saya ceritakan sebelumnya dalam artikel ini.
2. 13 Seri Edukasi Bertema 4 Pilar Manajemen Diabetes di Masa Covid-19
Acara ini digelar di 21 kota besar di Indonesia pada tanggal 9 dan 10 November 2020. Pada 9 November kegiatan akan berlangsung di area Sumbagut (Aceh, Medan, Pematang Siantar, Pekanbaru), Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), Jabar (Bandung), Jateng (Yogyakarta), Jatim (Surabaya) dan Sulawesi-Indonesia Timur (Makassar).
Pada 10 November kegiatan akan berlangsung di area Kalimantan (Balikpapan), Jateng (Semarang), Jatim (Malang), Bali-Nusa Tenggara (Denpasar), Sulawesi-Indonesia Timur (Manado & Gorontalo) dan Sumbagsel (Palembang dan Bandar Lampung). Selain itu, akan ada Sales Program berupa potongan harga khusus untuk pembelian produk Diabetasol di toko resmi KalCare di Shopee pada 9-10 November 2020.
3. Donasi Bagi Para Medis
Pada tanggal 14 November 2020, Diabetasol mengadakan acara pemberian donasi bagi tenaga media, berupa APD dan produk nutrisi khusus diabetes untuk perlindungan
terhadap diabetesi selama pandemi COVID-19, donasi kurang lebih senilai 500 juta.
Pola Makan Penderita Diabetes
Selesai mengikuti acara yang diselenggarakan Diabetasol, saya jadi teringat Papa. Ah, Bersama Dia, maksudnya bersama Papa, saya belajar banyak hal tentang hidup, termasuk bagaimana berdamai dengan penyakit yang sama sekali tak disangka akan diderita.
Papa sudah lama sekali menjadi diabetesi. Namun, saya sangat bersyukur karena Papa secara sadar mengenali penyakit tersebut sehingga mau mengubah pola makannya menjadi pola makan penderita diabetes.
Selain itu, Mama sebagai caregiver juga sangat telaten membantu menyiapkan pola makan sehat dan gizi seimbang untuk papa. Beberapa hal yang saya lihat dari pola makan Papa, antara lain:
1. Membatasi Konsumsi Gula
Papa benar-benar aware mengenai asupan gulanya demi menjaga gula darahnya tetap stabil. Beliau tak lagi mengkonsumsi makanan manis, memilih buah yang juga tak terlalu manis, bahkan snack dan camilan manis juga sudah tak mau.
Jika pun butuh gula untuk menu makanan tertentu, atau sesekali snack buatan Mama, maka Diabetasol Sweetener menjadi pengganti gula khusus untuk penderita diabetes. Diabetasol sweetener ini bisa dipadukan dengan minuman panas dan didingin, bahkan aman untuk digunakan pada menu makanan yang dimasak.
2. Membatasi Asupan Karbohidrat
Karena Papa tak terlalu suka nasi merah, maka beliau hanya mengurangi konsumsi nasi putih. Biasanya, Papa makan nasi putihnya siang hari, itu pun takaran nasinya hanya 2 sendok makan. Lauk sayurnya yang banyak.
Untuk sarapan pagi, Papa memilih konsumsi sereal dengan sedikit Diabetasol Sweetener, buah, dan kadang oatmeal. Sementara untuk malam hari, semangkok sup sayur dengan dua potong kentang rebus (mama membuatnya satu kentang berukuran besar dibagi 4, nah 2 potongnya untuk satu mangkok sup sayur tadi).
Atau bisa pula mengkonsumsi Diabetasol Powder yang mengandung Vita Digest Pro. Ngomong-ngomong Vita Digest Pro ini telah mengandung serat dan Omega 3 (asam a-Linolenat) 300 mg/saji, mengandung Omega 6 (Asam Linoleat) 1500 mg/saji, menjadi sumber kalsium, dan 11 vitamin serta 6 mineral.
3. Rajin Olahraga
Hal berikutnya, saya salut sekali dengan Papa yang rajin sekali olahraga. Tiap pagi sebelum mulai bekerja di bengkelnya, Papa akan berolahraga di lapangan depan rumah. Lari-lari kecil atau sekadar jalan kaki saja bersama para cucu. Tahu tidak, Papa saya itu tepat waktu sekali, termasuk dalam hal olahraga ini dia akan menghabiskan waktu sekitar satu jam.
Di sore hari, selesai jam kerja bengkel. Papa akan kembali mengajak Mama untuk menemaninya berolahraga di lapangan depan rumah. Waktunya, ya satu jam lagi. Konsisten sekali dan sungguh saya belum mampu mengikuti beliau dalam hal olahraga ini.
Sejak didiagnosis menderita diabetes, Papa sangat ketat dalam hal makanan yang dikonsumsinya. Kesadaran Papa yang seperti itu jelas membuat kami anak-anaknya kadang bahagia, kadang juga sedih. Ketika acara keluarga, pesta, atau saat perayaan ulang tahun, bahkan hari ulang tahun Papa, kue ulang tahun dan berbagai makanan manis yang menggiurkan sama sekali tak membuat Papa tergoda.
Dan belajar dari Papa pula, maka saya pun saat ini sudah mengatur pola makan menjadi lebih sehat, mengganti gula dengan Diabetasol sweetener, mengurangi asupan makanan yang manis, dan sarapan pun konsumsi Diabetasol Powder.
Oh ya, untuk yang ingin mendapatkan informasi lebih banyak mengenai Diabetasol, bisa mengikuti akun sosial media Diabetasol ya, Facebook di @Diabetasol dan Instagram dengan akun @diabetasol_id. Kita juga bisa mendapatkan berbagai informasi mengenai penyakit diabetes maupun produk-produk Diabetasol di kanal YouTube Diabetasol Indonesia atau di website: www.diabetasol.com.
Sedih banget sih ya angka kematian akibat kadar gula ini tinggi banget. Aku juga waswas belum cek kadar gulaku. Awal tahun ini sempat tinggi karena selalu makan nasi putih dan diakhiri es teh manis. Untung Diabetasol selalu menjadi teman hidupku.
Ibuku juga kena diabetes mbak, jadi gak bisa makan banyak gula lagi. Nasinya saja sudah diganti jadi nasi merah.Hiks.. rasanya sedih karena diabetes ini, berat badannya jadi turun drastis.
Almarhum ayahku meninggal karna diabetes.. Emang benar, harus mengurangi karbohidrat dan asupan gula untuk penderita diabetes. Olahraga juga harus disesuaikan dengan kekuatan fisik. Semoga dengan Kampanye bersama Diabetasol ini bisa mengedukasi masyarakat ya tentang pencegahan diabetes.
Almarhum ibu saya dulu juga didiagnosa kena diabetes. Pola makannya bener-bener diatur, kalau makan pakai nasi jagung dan dirumah selalu sedia gula khusus diabetes. Alhamdulillah gak sampai suntik insulin tiap hari seperti paman saya yang gak mau atur pola makannya
Penderita diabetes butuh dukungan dari orang terdekat ya mbak supaya tetap semangat & bisa membantu menjaga pola makannya juga. Yang sehat juga sekarang perlu banget menjaga pola hidup sehat supaya gak kena diabetes.
Kamoante Diabetasol, Sayangi Dia bagus nih untuk support penderita diabetes
Baca artikel diabetes bikin aku teringat sama budheku yang pindah dari Semarang ke Lamongan, Kak. Pernah bilang, “Duh, kok ada ya penyakit kaya gini?” keluhnya saking sudah berpuluh tahun hidup bareng diabetes yang menyiksa. Tentu udah membatasi karbo kayak anjuran dokter, cuma ya efek samping ke penyakit lain ternyata besar juga ya. Untung Diabetasol konsisten memproduksi nutrisi yang bermanfaat. Brand yang sangat kuat soal diabetes ya Diabetasol. Makin kerena karena udah donasi sampai 500 juta buat tenaga medis, salut banget. Semoga bisnisnya tambah sehat, dan diabetes bisa ditangani secara nasional dengan kesadaran penuh dan usaha nyata.
Jaman now memang mudah kita untuk menggali informasi tentang diabetes sehingga pencegahan dapat cepat dilakukan. tetapi juga harus info yang akurat tepat dan benar dari ahlinya.
Salut sama papanya, Kak Mon. Ayahnya yuni dong. Diminta ganti gula saja kadang enggan. Harus dipaksa dulu.
Pernah yuni belikan diabetasol. Eh nggak dipake kalau nggak dipaksa. Padahal omnya yuni yang juga diabetes malah sudah mengganti gulanya dengan diabetasol.
Akhirnya, saat ini beliau sedang berusaha mengurangi konsumsi nasi. Dan mengupayakan banyak makan sayur dan buah.
Syukurlah hari ini akses kita terhadap informasi ttg diabetes sudah jauh lebih mudah dan terbuka… Nggak kebayang dulu-dulu penyakit sepenting dan sebahaya ini gimana orang ngadepinnya, hiks, padahal silent killer number 1 di Indo. Beberapa kali belakangan ini sering dengar anak kecil saja sudah kena diabetes…
Waduh udh jutaan gitu ya diabetisi di Indonesia.
Salut ama Papa mb Monica. Jadi ingat Kakek, ayahnya Mama. Beliau diabet tp usianya smp 81 thn. Tiap pagi jalan 2km dan makannya dijaga banget.
Gula sama karbo harus benar-benar dibatasi ya, Kak, dan rajin olahraga
aku termasuk rajin ngecek darah dan alhamdulillah sampai sekarang masih normal
cuma kalau lagi kebanyakan makan gula itu rasanya uhh ga enak banget setelahnya
Ibu saya mengidap diabetes. Sudah berapa tahun ini ya minum Diabetasol Vitadigest Pro, terus untuk pemanis saat minum teh atau kopi, sudah gak pakai gula lagi, melainkan pakai Diabetasol Sweetener.
ibu mertuaku diabetes mbak..
sbg kelurga kami selalu mengingatkan ibu untuk selalu jaga pola makan
termasuk mengganti gula biasa dgn gula diabetasol ini
Ternyata diabetes itu banyak macemnya ya mbak. Tak kira cuma satu aja. Yang nurun karena gen. Udah. Gak taunya beraneka ragam.
Tapi btw, mbak monic mirip papa ya. Gak papa deh gak bisa makan kue, yang penting sehat, ya pa 🤗
Ya ampuun angkanya mengerikan ya Mbak. Banyak banget. Dan yakin deh di Indonesia jumlahnya juga banyak mungkin jutaan orang. Ini jadi awareness bagi saya dan keluarga.
Membatasi asupan karbo, dari apa yang dialami sendiri olel alm. Bapak aku tuh sulit banget Mba. Selain karena faktor “kalau dilarang dokter justru bikin kepengen melanggar” … keluarga Bapak juga dulu hidup masa kecilnya sulit makan, sehingga ngga mau ada makanan sisa di lemari makan meski hanya sedikit.
Bapak merasa sayang buang makanan-makanan tersebut, karena jumlahnya kalo dikasihkan tetangga juga ngga layak.
SAya dan keluarga punya pola konsumsi yang suka makan manis-manis, berdampak pada almarhum bapa yang menderia diabtes, sekarang memang saya agak menjaga sih walaupun tetap kadang kebablasan
Ibu ada gejala diabetes, ibu mertua pun ada gejala diabetes. Bapak mertua malah meninggal karena diabetes. Memang kita rentan terkena diabetes karena pola hidup yang kurang sehat. Semoga dengan Kampanye bersama Diabetasol ini bisa mengedukasi masyarakat ya tentang pencegahan diabetes.
sama kayak papanya mbak mon, alhamdulillah ibuku juga patuh perihal apa yang boleh da nggak boleh dikonsumsi mbak, jadi lebih tenang akunya, sambil ttp kontrol ibu dari jauh,
semoga terus sehat dan makin membaik kondisinya, diabetasol membantu bgt sih