Pada 14 September 2017, Presiden Jokowi meresmikan gedung perpustakaan tertinggi di dunia, yaitu gedung Perpustakaan RI, yang berada di Jalan Medan Merdeka Selatan 11, Jakarta Selatan. Beruntung, saya mendapatkan kesempatan hadir dalam acara ini. Saya tiba di sini tepat pukul 8 pagi. Sempat kesulitan masuk karena dua pintu gerbang utama gedung perpustakaan sudah dijaga aparat. Untunglah saya segera bertemu dengan Mbak Kiki dan Mbak Hida, yang siap dengan kartu identitas untuk Bloger. Kami lalu menunggu teman-teman Bloger yang lain. Setelah semuanya hadir, kami pun jalan bareng menuju lokasi acara. Namun sebelum tiba di lokasi acara, kami melewati meja registrasi, dan pintu pemeriksaan terlebih dahulu. Sesudahnya, baru kami bergabung dengan awak media berdiri di sisi sebelah kiri panggung.

Gedung Perpustakaan Tertinggi di Dunia
Tahun pertama saya tinggal di Jakarta, yaitu sekitar 2013, saya pernah datang ke gedung perpusnas. Dulu, gedung perpusnas RI hanya berupa bangunan sederhana dengan tiga lantai dan terlihat tidak terlalu banyak pengunjung. Hari ini, saya dan semua undangan yang hadir dibuat terpukau dengan kemegahan gedung baru Perpustakaan Nasional RI yang dibangun di lahan seluas 11.886 meter persegi, dan dengan luas bangunan kurang lebih 50.445 meter persegi.
Sekitar pukul 9, seorang pembaca acara menaiki panggung dan mengajak undangan melakukan gladi bersih. Lalu sembari menunggu kehadiran Presiden Jokowi, cukup banyak undangan yang sibuk beramah-tamah, saling menyapa, atau antri berfoto dengan duta baca. Ya, Najwa Shihab yang merupakan duta baca nasional juga hadir di acara ini. Untuk memeriahkan suasana, adik-adik dari SMP dan SMA Nasional 1 Bekasi menampilkan permainan angklung yang keren sekali, lalu ada nyanyian dari Pak Ferry dari Ferry Curtis bersama siswa-siswi SD Darul Hikam, Bandung. Penampilan berikutnya, paduan suara dari Perpustakaan Nasional, serta tayangan perjalanan perpusnas di Indonesia melalui Kaleidoskop Perpusnas. Oh ya, Daffa Haidar Rashad juga tampil membawakan Anak Bercerita. Mendengarkan ceritanya seru banget dan salut dengan rasa percaya diri anak sekecil itu yang bisa bercerita dengan lancar di depan banyak orang tanpa membawa selembar kertas pun sebagai contekan.

“Guru yang hebat senang membaca. Murid yang pandai selalu membaca. Pemimpin yang besar pasti membaca. Bangsa yang maju, bangsa pembaca.”
– Cuplikan lirik lagu Ferry Curtis –
Baru sekitar pukul 11, rombongan Presiden Jokowi hadir didampingi Sekretaris Kabinet, Pramono Anung; Menristekdikti, Muhammad Nasir; serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy. Pak Djarot, Gubernur Jakarta, juga datang dan duduk di sebelah Pak Jokowi, begitu juga dengan Kepala Perpustakaan Nasional, Bapak Muh. Syarif Bando. Acara dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya Bersama. Setelahnya, Pak Jokowi memberi sambutan. Dalam sambutannya beliau menegaskan kalau gedung Perpustakaan Nasional RI merupakan gedung perpustakaan tertinggi di dunia. Ada 24 lantai ditambah dengan 3 basement di gedung ini sehingga totalnya menjadi 27 lantai.

Presiden Jokowi berharap Perpustakaan Nasional RI bisa menjadi pusat pengumpulan jurnal internasional. Selama ini jurnal internasional terbagi di berbagai kampus di seluruh Indonesia dengan biaya sendiri. Dengan pemusatan pengumpulan jurnal internasional di Perpusnas diharapkan dapat menekan biaya yang dikeluarkan kampus-kampus di Indonesia.
Menurut Pak Jokowi, rencana pembangunan Perpustakaan Nasional ini sudah ada sejak 65 tahun lalu dan penggagas pertamanya adalah Presiden Sukarno, namun baru bisa terealisasi sekarang. Proses pembangunan gedung baru Perpusnas ini berlangsung selama 2 tahun 6 bulan dan menghabiskan waktu mencapai 465 miliar rupiah.
“Semoga dengan adanya Perpustakaan Nasional ini bisa meningkatkan minat baca masyarakat, mengingat perkembangan Generasi Z saat ini lebih tertarik membaca literatur digital,” kata Jokowi dalam sambutannya.
Perjalanan Menjelajah Dunia Buku
Setelah sambutan, Presiden lalu memberikan secara simbolis kunci mobil Perpusnas kepada perwakilan dari pegiat literasi. Selanjutnya, peresmian pun dilakukan. Gedung yang sepintas tampak seperti jendela ini akhirnya dibuka secara resmi. Namun, baru benar-benar bisa digunakan oleh masyarakat umum mulai tanggal 1 Oktober 2017.
Filosofi bentuk jendela pada gedung ini mengartikan perpustakaan sebagai Jendela Dunia (The Window for Your World). Perpustakaan sudah seharusnya dimanfaatkan sebagai sumber ilmu pengetahuan dan memperluas wawasan bagi masyarakat Indonesia, bahkan bisa menjadi pusat aktivitas edukatif dan kultural. Di samping itu, perpustakaan sebenarnya bisa dijadikan tempat rekreasi masyarakat yang murah dan memberi manfaat berlimpah.
Acara berakhir sekitar pukul 12. Seluruh pengunjung pun bebas memasuki gedung setelah rombongan Presiden Jokowi selesai berkeliling. Saat memasuki lobi, saya langsung terpukau dengan rak buku raksasa penuh buku yang tinggi menjulang dari lantai satu hingga lantai 24. Di salah satu sisi lobi, terdapat lukisan mantan Presiden Ri, mulai dari Sukarno hingga Presiden Jokowi. Di samping setiap lukisan juga terdapat kotak kaca yang berisi buku-buku berkaitan dengan sang mantan presiden. Fasilitas lain yang ada di lobi (lantai 1), seperti toilet yang bersih dan bagian informasi.


Saya dan teman-teman yang penasaran dengan isi gedung keren ini kemudian naik ke lantai dua. Di lantai ini terdapat pelayanan pendaftaran. Cukup banyak pengunjung yang memutuskan untuk mendaftarkan diri dari anggota Perpustakaan Nasional, apalagi proses pendaftaran cukup mudah. Pendaftar tinggal mengisi biodatanya di komputer yang telah disediakan, lalu mengambil kartu di bagian pelayanan yang bisa langsung jadi hari itu juga. Oh ya, komputer yang bisa digunakan untuk melakukan pendaftaran cukup banyak, bahkan ada komputer yang berguna sebagai direktori koleksi buku, jurnal, dan e-book, yang tersimpan di perpustakaan ini.
Di lantai tujuh, merupakan pusat layanan anak, lansia, dan disabilitas. Fasilitas untuk para penyandang disabilitas yang berkunjung ke tempat ini sangat lengkap. Ada lift yang bisa digunakan, juga sarana prasarana lain yang akan memudahkan para disabilitas berakitivitas di gedung ini. Adapula ruang baca khusus untuk disabilitas tunanetra. Masih di lantai yang sama, ada ruang baca anak yang di dindingnya dipenuhi warna-warni yang akan membuat anak senang bermain di sini. Ada banyak buku cerita anak yang bagus, berbagai permainan, seperti congklak, bahkan kuda-kudaan, serta banyak sekali boneka. Di salah satu dindingnya bahkan ada lukisan Si Unyil. Desain ruangan memang dibuat ramah anak dengan harapan bisa membuat anak menyukai buku dan terbiasa membaca buku.
Bagaimana dengan ruangan lain? Ah, kalau semuanya saya ceritakan di sini, kamu pasti jadi tidak penasaran lagi, dong. Mending kamu langsung aja berkunjung ke Perpustakaan Nasional dan menjelajahi dunia penuh buku itu dan mendapatkan pengalaman terbaik yang mungkin tidak akan kamu dapatkan di tempat lain. Tapi sebagai bonus, saya akan ceritakan sedikit pengalaman saat berada di lantai 24 deh. Lantai ini merupakan lantai tertinggi dan memiliki spot terbaik. Dari sini, kamu bisa membaca sambil menikmati pemandangan di kejauhan. Lantai 24 ini menyimpan berbagai buku Nusantara, yaitu semua buku cerita yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia bisa kamu temukan di sini.
Jadi, kapan kamu mau berkunjung ke Perpustakaan Nasional RI?
Jadi mau naik ke lantai 24 nya.., tinggi mana sama Monas yah.. Dan itu Monas keliatan jelas deh, kan bersebrangan..
Ajak aku ke sana mbaaa monica 😀
Ayo, mbak, kita ngumpul bareng di Perpusnas kapan gitu.
Perpusnas bakalan jadi alternatif tempat me time aku nih mbk…Tempatnya nyaman, akses internet mudah dan lokasi terjangkau. Ga sabar tuk bawa anak2ku kesana deh..Makasih infonya ya mbk..
Wah, seru banget mbak ketemu sama Pak Jokowi dan Najwa Shihab 😀 keren ya Indonesia punya gedung perpusnas tertinggi di dunia
Fasilitasnya lebih keren dan tempatnya nyaman sekali, bikin betah berlama-lama membaca😍
Perpusnas mendobrak citra lama perpustakaan .. kini lebih milenial, gaya futuristik, banyak fasilitas pendukung, harus mampu menarik banyak pengunjung generasi Z
Wow amazing, ini sih benar-benar betah kalau ke sini. Aku jadi penasaran pengen kesana, coba masuk dan baca buku..
Untuk keliling ke perpus ini seeprtinya gak cukup sehari deh..haha