Mengenal Dyslexia pada Anak bersama Bulan Ayu dan Program Dyslexia Genius

Home » Kesehatan » Mengenal Dyslexia pada Anak bersama Bulan Ayu dan Program Dyslexia Genius

Pada tanggal 11 Oktober 2021 lalu, saya bersama teman-teman blogger mengikuti acara tentang dyslexia. Apa itu dyslexia? Bagaimana penyebab, gejala anak dyslexia, dan ciri – ciri anak Dyslexia? Bisakah kita sesegera mungkin mengenalinya? Nah, untuk menjawab sekian banyak pertanyaan tersebut, pada tulisan kali ini saya mau mengajak untuk bersama-sama Mengenal Dyslexia pada Anak bersama Bulan Ayu dan Program Dyslexia Genius

Ketika Anak Dyslexia Tumbuh Berbeda dari Anak Lainnya

Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya tumbuh dan berkembang dengan baik. Itu makanya, sejak anak masih balita, memasuki masa kanak-kanak, bahkan hingga melampaui masa remaja, para orang tua berusaha memberikan didikan terbaik, bahkan ada orang tua yang memberi sedikit dorongan kepada anak dalam hal belajar, entah dalam bentuk hukuman ketika orang tua menganggap anak belum mencapai prestasi tertentu atau reward sebagai imbalan atas prestasi yang dicapai anak.

Banyak di antara kita yang pernah melihat ada orang tua begitu kesulitan mengajari anaknya mengucapkan kata-kata atau mengajari anak membaca. Atau mungkin kita sendiri yang mengalaminya?

Lalu, apa yang terjadi ketika orang tua mendapati anaknya susah sekali belajar berbicara dan membaca? Banyak orang tua, terutama orang tua angkatan lama yang mengalami keterbatasan pengetahuan, pendidikan, maupun informasi, menyikapi ketidakmampuan anaknya dengan marah, bersikap kasar, memaksa, atau membentak.

Akibat ketidaktahuan pula, anak-anak yang mengalami keterlambatan perkembangan kemampuan tersebut akhirnya mendapat stigma bodoh atau malah mengalami bullying di sekolah. Hmmm… ini sungguh disayangkan, mengingat fakta ada banyak anak dyslexia yang sebenarnya sangat cerdas lho.

Mengenal Dyslexia pada Anak bersama Bulan Ayu dan Program Dyslexia Genius

Bulan Ayu atau yang nama lengkapnya Bulan Poerbo Ayu adalah perempuan asli Indonesia yang saat ini tinggal di Kuala Lumpur, Malaysia dan menjabat sebagai Program Director Dyslexia Genius.

Beliau sudah menekuni bidang Dyslexia kurang lebih 11 tahun, sehingga paham betul betapa masih banyak orang tua yang tidak mengenal dan paham mengenai dyslexia, termasuk gejala dyslexia dan ciri anak dyslexia. Itulah sebabnya, wajar jika para orang tua tersebut menerapkan cara mendidik dan mengajari anak secara kurang tepat.

Dyslexia adalah masalah belajar yang dialami anak, terutama saat anak belajar membaca, menulis, atau memahami bacaan. Gangguan tumbuh kembang Dyslexia ini biasanya memang bawaan lahir dan diturunkan dari orang tua.

Jenis Dyslexia

Ada beberapa jenis dyslexia yang dijelaskan Bulan Ayu dalam pertemuan online kami, yaitu dyslexia, dyscalculia, dysphasia, dyspraxia, dysgraphia, visual in perception, auditory, focusing dalam pembelajaran dan memori jangka pendek dalam pembelajaran.

Dyslexia

Dyslexia berasal dari kata Yunani, Dys yang artinya sulit dalam, dan Lex (berasal dari Legein) memiliki arti berbicara. Maka pengertian dyslexia adalah kesulitan dengan kata-kata atau kesulitan anak terkait kemampuan untuk mengenali huruf dan kata.

Dyscalculia

Dyscalculia adalah kesulitan pada anak dalam mengenal angka, berhitung, maupun berbagai bidang pembelajaran yang berkaitan dengan matematika dan hitung-menghitung.

Dysphasia

Dysphasia biasanya dialami oleh anak-anak yang sulit dalam berbahasa secara verbal atau berbicara, termasuk dalam merangkai satu kalimat utuh. Bisa pula ketika berbicara, kata yang diucapkan terbalik-balik.

Dysgraphia

Dysgraphia adalah ketidakmampuan anak dalam menulis dengan rapi. Hurufnya besar-besar, atau sering pula menempatkan huruf dalam kata pada posisi yang salah.

Dyspraxia

Dyspraxia merupakan masalah atau gangguan koordinasi anggota tubuh. Anak yang mengalami dyspraxia bisa jatuh ketika berjalan, bahkan berjalan pelan. Selain itu, mereka juga sering menjatuhkan barang-barang tanpa sengaja.

Masih ada beberapa jenis Dyslexia lain sebenarnya, nanti pada artikel lain di blog ini, saya akan mengulas kembali secara khusus mengenai penyakit Dyslexia, gejala, penyebab, dan ciri anak Dyslexia ya.

Profil Bulan Ayu dan Dyslexia Genius Sdn Bhd Malaysia

Masih di acara yang sama, saya jadi tahu kalau Bulan Ayu juga seorang dyslexic atau penderita dyslexia. Sayangnya akibat ketidaktahuan orang tuanya, Bulan Ayu sempat mengalami masa-masa tak menyenangkan dalam hal belajar di masa kanak-kanaknya.

Bulan Ayu baru mengenal apa itu Dyslexia ketika ia bertemu dengan Jaldeen Mohd Ali tahun 2006 dan akhirnya menikah di Jakarta pada tahun 2008. Setelah menikah, Bulan Ayu baru tahu kalau Jaldeen seorang pakar Dyslexia yang telah menciptakan “assessment tools” untuk mengenal pasti seorang anak menderita Dyslexia atau tidak. Kesuksesan Jaldeen ini berkat dukungan ibunya, Puan Sairah Amirin, Ibu Dyslexia di Malaysia.

Jaldeen pula yang kemudian mengenali ciri Dyslexia ada pada diri Bulan Ayu, mulai dari sering salah pengertian atau salah memahami ketika berkomunikasi atau membaca, sulit mengingat nama atau nomor telepon, bahkan jadi sering berselisih paham tentang benda-benda. Maka Jaldeen kemudian mendorong Bulan Ayu untuk belajar dari Puan Sariah Amirin di Pusat Dyslexia yang sudah berdiri sejak 2010.

Berkat kegigihan, pantang menyerah, dan passion serta keinginan menolong sebanyak mungkin anak dyslexic, akhirnya Bulan Ayu mendapat kepercayaan dari mertuanya untuk menjadi trainer yang melatih guru-guru sekolah pemerintah.

Para guru tersebut mendapatkan bimbingan mengenai cara yang benar menangani anak Dyslexia, melatih para guru tadika (TK kalau di Indonesia), sekaligus menjalankan
screening untuk para pelajar di berbagai sekolah di Kuala Lumpur.

Lalu, karena Bulan Ayu selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam setiap langkah dan aktivitasnya, maka pada tahun 2016, Bulan Ayu kembali mendapatkan kepercayaan untuk mengelola pusat Dyslexia sendiri dengan nama Dyslexia Genius dengan pusat pertama di Titiwangsa, Kuala Lumpur. Sejak saat itu, Bulan Ayu pun terkenal sebagai Bulan Ayu Dyslexia.

Program Dyslexia Genius Sdn Bhd Malaysia

Salah satu program Dyslexia Genius Sdn Bhd Malaysia adalah SPTBiD atau Sariah Program & Teknik Bimbingan Intensif Dyslexia adalah program yang dikembangkan, dibuat, dan dilindungi hak cipta oleh Puan Sariah Binti Amirin AMW PPN, yang dikenal sebagai “Ibu Dyslexia Malaysia” dan Jaldeen Bin Mohd Ali, seorang spesialis Dyslexia, penilai dan pendiri Dyslexia Genius pada awal tahun 1998.

Program SPTBiD yang telah ada sejak 1998 tersebut mendapat pengakuan dari Kementerian Pendidikan Malaysia. Hal ini karena keefektifannya menangani dan membantu pembelajaran anak-anak Dyslexia dan Pusat Dyslexia Genius selama lebih dari 23 tahun. Itulah sebabnya, program SPTBiD ini diterapkan pula di Persatuan Dyslexia Malaysia.

Untuk diketahui, SPTBiD yang tersedia di Dyslexia Genius adalah program keaksaraan terstruktur yang menyediakan instruksi terorganisir untuk penderita dyslexia dan pemantauan siswa dyslexia. Program ini juga sudah lengkap dengan manipulatif, aktivitas dan permainan untuk mendukung proses belajar siswa.

Anda bisa mendapatkan informasi lebih lengkap mengenai Bulan Ayu Dyslexia, program SPTBiD, dan Dyslexia Genius, di:

Website Bulan Ayu dyslexia: www.bulanayu-dyslexia.com
Website Dyslexia Genius Malaysia: www.dyslexiageniusmalaysia.com
Instagram Bulan Ayu Dyslexia: https://instagram.com/bulanayu_dyslexia

Atau, bisa pula mengikuti Webinar pendidikan bersama Alumni Sempana 11 oleh Debby Andriany dan Bulan Ayu.

Dengan Tema:
“Mendeteksi penyebab penurunan capaian pembelajaran / kognitif siswa di masa Pandemi Covid-19”

Dengan pelaksanaan acara pada:
📆 Sabtu, 23 Oktober 2021
🕐 Pukul 10.00 WIB – Selesai

Time: Oct 23, 2021 11:00 AM Kuala Lumpur

💻 Via Zoom Meeting

DOORPRIZE HP ANDROID dan hadiah menarik lainnya
Daftarkan segera kuota terbatas di https://forms.gle/C6oRR49QtM347pjS8

Dyslexia Genius
Webinar Dyslexia bersama Bulan Ayu Dyslexia
Sedang mengikuti pelatihan prakerja untuk meningkatkan skill

About the author

Hobi saya dalam hal kepenulisan menjadikan saya ingin selalu berkarya. Menciptakan ruang blog monicaanggen.com ini bukanlah sesuatu hal yang kebetulan gais. Sit, Enjoy, and Starting Read.. ^_^

12 pemikiran pada “Mengenal Dyslexia pada Anak bersama Bulan Ayu dan Program Dyslexia Genius”

  1. Bermain game menurut saya bagus untuk mengasah otak, dan melatih mental untuk bersabar kalau gagal naik level hehehe… Pengalaman klu maen game itu awalan lancar, tahap berikutnya nemuin gagal, ulang lagi, nah ketika berhasil setelah gagal itu bahagia sekali….

    Balas
    • asal nggak berlebihan game itu sebenernya bagus ya mba, tapi sayangnya anak2 kalau udah main game tuh suka lupa semuanya hahahaaa

      Balas
  2. tertarik dengan bahasan dislexia, soalnya ada anak teman yang terlambat bicara, sayang udah lewat nih..tapi nanti cari2 artikel lainnya

    Balas
  3. Aku malah baru tau istilah Dyslexia setelah baca postingan ini. Belajar banyak jadinya. Dulu kakak aku kata mama mulai bisa bicara malah umur 6 tahun.. agak telat banget. Kirain awal takut gak bisa ngomong. Alhamdulillah setelah 6 tahun normal.

    Balas
  4. Ternyata dyslexia banyak jenisnya ya Mbak, baru tau kalau setiap kesulitan yang dialami anak memiliki nama yang berbeda. Pengetahuan seperti ini mesti sering disosialisasikan ke masyarakat supaya mengenal kecenderungan anak sejak dini

    Balas
  5. iya bener. Anak dyslexia kerap dianggap bodoh. Apalagi kalau orangtua gak langsung peka. Membuat anak jadi merasa terpuruk. Webinar dengan tema yang sangat menarik. Supaya orangtua semakin paham tanda-tandanya dan bisa segera menangangi ke ahlinya.

    Balas
  6. Oh ternyata dislexia ini ada banyak macamnya dan masih terdeteksi hingga dewasa yaa..?
    Aku pikir seperti sebuah kebiasaan, jadi saat dewasa, hal-hal yang dianggap kesulitan bisa dibiasakan untuk lebih mudah.
    Dengan pengobatan menggunakan metode yang tepat, Program Dyslexia Genius Sdn Bhd Malaysia, maka diharapkan dapat membantu para anak yang menderita dislexia.

    Balas
  7. Gejala dyslexia pada anak ini kelihatannya lumayan banyak terjadi di negera kita ya. Soalnya ada beberapa anak teman yang saya lihat memiliki ciri-ciri dyslexia. Semoga para orang tua bisa tahu tentang hal ini sehingga bisa mengatur kembali pola asuh yang cocok pada anak mereka.

    Balas
  8. dyslexia ini memang gak boleh juga dianggap remeh ya, setauku memang harus terapi yang kontinyu biar ada perkembangan dari sisi anaknya, kita sebagai ortunya juga wjaib cari banyak literatur bacaan tentang hal ini ya

    Balas
  9. jadi pengen tahu banyak juga nih tentang dyslexia, kalau gak salah sih dulu waktu kuliah pernah ada bahasan ini juga di matkul Psycholinguistic tapi udah lupa *upss
    jadi dyslexia ini bisa menurun ke anak ya.

    Balas
  10. wah makasih mba sudah mengangkat tulisan tentang gangguan tumbuh kembang Dyslexia ini. orang tua perlu awere dengan adanya Dyslexia, agar lebih memahami anaknya.

    Balas
  11. aku baru tau soal disleksia pas kapan hari ada temen sharing di IGS. trus sekarang baru tau juga ternyata ada beberapa macamnya ya.. thanks buat infonya ya Mba.. penting juga diketahui buat ibu2

    Balas

Tinggalkan komentar