Tips Public Speaking di Training of Trainer Blogger Crony

Home » Pengembangan Diri » Tips Menulis » Tips Public Speaking di Training of Trainer Blogger Crony

Tips Public Speaking di Training of Trainer Blogger Crony Dulu ketika mendapatkan tawaran untuk jadi pembicara di acara yang diselenggarakan penerbit, saya pernah menolak karena tidak yakin mampu berbicara di depan banyak orang. Gugup itu sudah pasti. Takut salah bicara, ini yang membuat saya maju mundur untuk menerima tawaran tersebut.

Meskipun sudah menolak, editor saya waktu itu masih membujuk dengan mengatakan banyak sekali manfaat dari menjadi pembicara. Menguasai berbagai tips public speaking dan mempraktikkannya akan sangat membantu dalam menyampaikan ide, pemikiran, atau memotivasi orang lain (kebetulan waktu itu buku yang baru saya terbitkan berhubungan juga dengan tema motivasi dan pengembangan diri).

Selain itu, menguasai tips public speaking membuat saya bisa memiliki kesempatan yang lebih luas untuk mempromosikan diri, mempromosikan buku saya yang telah diterbitkan, membuat saya jadi lebih dekat dengan pembaca buku saya, dan terutama saya bisa berbagi banyak hal bermanfaat terkait dunia menulis.

Tips Public Speaking
Saya waktu jadi pembicara di Acara Bedah Buku Gramedia di Tabalong

Saya memang punya misi ingin menyebarkan kebaikan dan hal-hal bermanfaat melalui tulisan. Agar semua karya tulis saya (yang telah terbit dalam bentuk buku) sampai kepada banyak orang, maka buku itu (dan sayanya) juga perlu dikenal. Salah satu caranya ya hadir jadi pembicara di acara yang diselenggarakan penerbit. Jadi hari itu saya berburu begitu banyak tips public speaking dengan harapan bisa menjadi pembicara yang baik.

Tapi ternyata, pengalaman pertama saya jadi pembicara dengan berbekal tips public speaking yang saya baca dan pelajari, belum cukup untuk mengatasi rasa gugup dan takut saya berada di hadapan banyak orang. Dalam kesempatan berikutnya, berdiri di depan banyak orang sebagai pembicara tetap jadi momok yang menakutkan bagi saya.

Training of Trainer Komunitas Blogger Crony

Awal Mei lalu, saya dikontak Kak Wardah Fajri, Founder Komunitas Blogger Crony (Blogger Crony Community), yang mengajak saya gabung di Training of Trainer BCC. Temanya tentang Public Speaking dengan pembicara Mas Anwari Natari.

Tips Public Speaking di Training of Trainer Blogger Crony
Mas Anwari Natari atau Mas Away

Mengingat tahun lalu saya pernah diminta oleh Blogger Crony jadi pembicara di acara BCC Hangout dan ketika itu saya masih jelek banget saat berbicara di depan banyak orang, ya saya langsung setuju ikutan. Kapan lagi coba saya mendapat kesempatan bisa belajar jadi public speaker yang baik langsung dari ahlinya?

Kegiatan Training of Trainer (ToT) Batch 1 volume 1 diselenggarakan tanggal 1 Mei 2019, lalu volume 2-nya diadakan lagi kemarin tanggal 22 Juni 2019 sebagai kegiatan lanjutan. Temanya masih sama, yaitu tentang Tips Public Speaking.

Sekitar jam 08.30 wib, saya sudah tiba di BCC House di Cipete. Kurang lebih jam 9, acara pun dimulai. Selain saya, ada beberapa blogger dan praktisi yang juga mendapatkan kesempatan keren ini.

Acaranya tak formal-formal banget sih karena sambil menyampaikan materi, Mas Away (panggilan Mas Anwari Natari) juga memberi kesempatan pada peserta untuk langsung bertanya jika belum benar-benar paham dengan penjelasannya.

Acara berakhir sekitar jam 1 siang (setelah 4 peserta diminta mempraktikkan tips public speaking yang telah didapat) dan ditutup dengan makan siang bersama. Oh ya, makan siang kami enak banget, makan nasi liwet bikinan MamDew (bisa kepoin akun Instagramnya @mamdew_kitchen).

Tips Public Speaking
Makan Siang dari Mamdew Kitchen

Selesai makan siang, kami masih lanjut berdiskusi lagi nih. What’s next? Training dan Tips Public Speaking sebagus apa pun akan berkurang manfaatnya jika tidak diterapkan. Nah, bagaimana caranya kami bisa menerapkan apa yang telah kami dapatkan. Sebagai tahap awal penerapan dari ilmu yang telah didapat, saya memilih menuliskan tips public speaking tersebut di blog ini.

Tips Public Speaking di Training of Trainer Blogger Crony
Tips Public Speaking di Training of Trainer Blogger Crony

Tips Public Speaking di Training of Trainer Blogger Crony

Ada 2 hal utama yang harus dimiliki terlebih dahulu oleh seorang public speaker, yaitu kemampuan untuk melakukan kontak mata dan self-confidence. Inilah yang diungkapkan Mas Away pada awal memulai training.

Pembicara harus memiliki rasa nyaman terhadap dirinya sendiri terlebih dahulu, baru ia bisa membuat orang lain nyaman dengan apa pun yang dilakukannya. Artinya, sebelum memulai acara, coba lakukan hal-hal yang membuat kita nyaman.

Kenyamanan ini menjadi faktor penting yang akan menentukan bagaimana kita bersikap dan berkata-kata di depan banyak orang. Kalau kita merasa tak nyaman, maka rasa tak nyaman tersebut bisa menular pada orang lain yang berada di sekitar kita. Saya jadi mikir, ini prinsipnya sama dengan bahagia ya. Kalau kita tidak bahagia, bagaimana kita bisa membahagiakan orang lain?

Oke, masalah bahagia nanti dilanjut lagi kapan-kapan di tulisan saya yang lain. Sekarang balik ke tips public speaking dulu. Ada banyak sih artikel bagus di internet, tinggal search aja di Google atau di Wikipedia. Tapi bisa juga ikutan training khusus public speaking.

Beberapa tips public speaking yang saya dapatkan di Training of Trainer Blogger Crony, antara lain:

1. Kenali Audience

Tahap pertama dalam tips public speaking adalah mengenal audiens. Hal ini terkait dengan materi yang akan disampaikan dan bagaimana cara penyampaiannya. Berbicara di depan audiens yang berasal dari kalangan guru atau profei tertentu berbeda dengan audiens yang berasal dari kalangan milenial.

Berbicara di depan mahasiswa tentu tak sama dengan saat kita harus berbicara di depan siswa SMA. Dengan mengenali audiens terlebih dahulu maka kita bisa mempersiapkan materi, cara penyampaian, bahkan cara berpenampilan yang sesuai dengan audiens.

2. Ketahui Lama Waktu yang Tersedia

Durasi atau lama waktu perlu dicari tahu sebelum acara agar materi presentasi bisa disiapkan dan disesuaikan dengan durasi yang tersedia. Sesaat sebelum acara dimulai, kita perlu memeriksa ulang ketersediaan durasi ini. Jika ada moderator, mintalah moderator untuk membantu mengingatkan, entah dengan tanda atau kode tertentu. Jangan sampai waktu habis, materi masih belum banyak yang tersampaikan.

3. Kesan Pertama Menentukan Hasil Selanjutnya

Kesan pertama selalu menjadi penentu apakah audiens akan tertarik atau tidak, termasuk dalam hal penampilan kita dan bagaimana kita hadir di awal acara. Ketertarikan audiens dimulai dari tahap ini. Untuk itu, sesuaikan pula penampilan dan busana yang dikenakan. Lalu bagaimana awal kita hadir di hadapan publik? Ini juga menentukan lho.

Pada tahap latihan di training kemarin, kebetulan Pewe juga ikut latihan. Dia ini kan orangnya pendiam dan memiliki kesulitan sendiri dalam hal berkomunikasi verbal. Rasa gugup/groginya sudah terlihat di awal maju. Dan karena itu, saat dia mencoba tampil di depan peserta lain, ternyata groginya tersebut terlihat jelas.

Untuk pembicara yang bahkan sudah memiliki jam terbang tinggi, rasa gugup atau grogi ini masih banyak dialami. Pembicara harus mampu mengatasi rasa gugup ini terlebih dahulu sesaat sebelum hadir di depan publik.

Nah Mas Away pun memberi beberapa tips, antara lain: lakukan sugesti positif terlebih dahulu, kenakan pakaian yang nyaman, buat diri sendiri nyaman terlebih dahulu, sesaat setelah hadir di depan audiens bentangkan tangan, gunakan pilihan kata yang menyenangkan, dan masih banyak lagi.

4. Ingatkan Audience Tentang Misi Mereka

Setelah mengucapkan salam, kita bisa terlebih dahulu mengingatkan audiens, untuk apa mereka hadir di acara? Apa misi mereka? Apa yang mereka harapkan bisa didapatkan dari acara tersebut? Tanya jawab di tahap ini bisa jadi salah satu cara membangun interaksi dengan audiens sekaligus mengajak mereka untuk mengingat tujuan mereka hadir di acara ini. Selain itu, ini juga bisa jadi catatan kita untuk memasukkan tambahan dalam materi yang hendak kita jelaskan.

5. Panaskan Dulu Mesinnya

Sama seperti olahragawan yang melakukan pemanasan sebelum berolahraga, maka sebagai pembicara kita pun perlu melakukan pemanasan, baik untuk membangun empati maupun membangun interaksi. Beberapa pemanasan yang bisa dilakukan, misalnya:

– Perkenalan

Tak kenal maka tak sayang, pepatah ini ada benarnya. Kita perlu mengenalkan diri terlebih dahulu. Namun perkenalan ini tidak perlu juga sampai membacakan seluruh curriculum vitae yang kita miliki ya (karena ini bisa dilakukan oleh moderator atau pembaca acara sebelum kita tampil).

Maksud dari perkenalan di sini adalah menghubungkan pengalaman kita dengan harapan yang ingin didapatkan oleh audiens dalam bentuk storytelling. Contohnya nih, di training tentang Tips Public Speaking kemarin, Mas Away bercerita bagaimana ia di masa lalu adalah sosok yang minder dan kurang percaya diri.

Mas Away ternyata juga takut tampil di depan orang banyak. Lalu di masa sekolahnya dulu, ia diminta jadi pemimpin upacara, dan akhirnya pengalaman menjadi pemimpin upacara itu menjadi titik balik yang membuat ia belajar bagaimana bisa berada/berbicara di depan banyak orang.

Cerita Mas Away tersebut otomatis membuat seseorang yang minderan dan tak percaya diri seperti Pewe, jadi berpikir: Mas Away saja bisa, masa saya tidak. (Pssst… ini curhatan tersembunyi dia dalam perjalanan pulang ke rumah setelah ikut training).

Jadi, tips public speaking mengenai perkenalan dengan cara bercerita satu pengalaman terkait materi presentasi juga bisa dilakukan. Membagikan empati untuk mendapatkan empati. Bisa juga mengajak audiens ikut menelaah ke dalam diri mereka sendiri, siapa tahu ada pengalaman yang kurang lebih sama, lalu membuat mereka jadi termotivasi untuk bisa melakukan hal yang sama dari pengalaman yang pernah dilakukan pembicara.

– Permainan/Games

Lakukan satu permainan dan libatkan audiens untuk turut serta. Permainan di sini bisa dilakukan di awal sebagai ice breaker (pemecah kekakuan suasana) atau di tengah-tengah presentasi berdurasi panjang sebagai variasi agar audiens tetap exciting mengikuti presentasi. Permainan yang dilakukan juga bisa dihubungkan dengan materi untuk membantu peserta menjadi lebih mudah mengingat atau agar lebih memahami materi yang dijelaskan.

– Humor

Humor juga bagus diselipkan sebagai pemecah suasana agar tidak kaku. Jika dilakukan di awal maka pastikan humor tersebut memang lucu dan sesuai dengan materi. Hindari menceritakan humor usang atau humor yang sudah umum karena ini bisa jadi garing banget. Ingat, kesan pertama menentukan hasil selanjutnya.

StoryTelling

Selain pada saat melakukan perkenalan, storytelling juga bisa dilakukan pada saat penyampaian materi. Menyampaikan materi (apalagi materinya berat) akan terasa lebih menyenangkan kalau dilakukan dalam bentuk cerita.

Boleh banget jika materi presentasi dihubungkan dengan cerita-cerita motivasi yang bagus, cerita tradisional, atau kejadian di sekitar yang pernah terjadi. Penting sekali bagi pembicara untuk memiliki stok cerita yang bisa digunakan saat melakukan presentasi.

Pernah menonton video Steve Jobs ketika sedang presentasi? Beliau adalah salah satu tokoh yang menurut saya juga pandai dalam menyampaikan suatu hal dalam bentuk storytelling.

6. Mata dan Bahasa Tubuh

Dalam tips public speaking selanjutnya, kontak mata dan bahasa tubuh menjadi hal penting untuk diperhatikan. Kontak mata antara pembicara dan audiens sangat perlu dilakukan untuk membangun interaksi. Jangan sampai ada peserta yang merasa tak diperhatikan hingga akhirnya memilih sibuk sendiri (atau ribut berbicara sendiri). Hal yang sama juga berlaku untuk bahasa tubuh. Nah, mari kita bahas satu persatu ya.

Tips Public Speaking Terkait Kontak Mata

  • Banyak tips public speaking lain yang menyebutkan kalau kita grogi maka lihat saja jauh ke dinding di belakang atau ke dahi orang sesekali. Ini kurang tepat nih tipsnya, karena orang pastilah akan merasa kurang dihargai, apalagi kalau pembicara sampai menatap ke langit-langit ruangan saat berbicara.
  • Hindari juga terus-menerus melihat ke arah slide atau hanya membaca slide. Nanti audiens jadi bertanya-tanya, kita sebenarnya bicara dengan slide atau dengan mereka?
  • Kontak mata yang efektif sebaiknya dilakukan kurang lebih 2-4 detik saja. Jika dalam kelompok kecil maka kontak mata bisa dilakukan secara menyeluruh, satu peserta ke peserta lain. Jika dalam kelompok besar, maka arahkan tatapan mata ke sekelompok kecil, di sisi sebelah kiri, kanan, tengah, depan, atau belakang.
  • Hindari menatap lama ke satu orang karena akan bisa menimbulkan kecanggungan.

Tips Public Speaking Terkait Bahasa Tubuh

Bahasa tubuh, terutama tangan dan kaki, menjadi hal penting bagi public speaker ketika berdiri di depan audiens. Itu makanya, gerakan tangan, kaki, atau tubuh secara keseluruhan penting diperhatikan.

  • Pegang mic di tangan kiri sehingga tangan kanan lebih mudah bergerak, mengingat kalau lebih banyak menggerakkan tangan kiri ke arah peserta akan terkesan kurang sopan.
  • Jika memegang pulpen, lebih baik diletakkan saja di meja dan hanya sesekali dipegang. Kadang tanpa sadar pembicara bisa memainkan pulpen tersebut, seperti memencet-mencet ujung pulpen yang bisa membuat perhatian peserta teralihkan.
  • Hindari posisi tangan bersedekap di dada terlalu lama. Bahasa tubuh yang satu ini memiliki arti kita sedang dalam kondisi unseccured, menutup diri, melarang orang lain mendekat, dan sebagainya. Bagaimana membangun interaksi dengan peserta jika kita menutup diri?
  • Posisi kaki sebaiknya ajeg atau kokoh menatap di lantai. Kaki bisa diibaratkan sebagai pondasi yang menopang tubuh kita. Jika kita tidak berdiri tegap, bagaimana bisa menyampaikan materi dengan lebih baik. Posisi kaki yang goyah, bergoyang-goyang, kurang ajeg, menggambarkan kita sedang gugup, dan audiens bisa melihat hal ini dan membuat perhatian mereka jadi tak fokus dengan materi yang disampaikan.
  • Hindari mondar-mandir berlebihan. Memang secara tak sadar bisa saja kita melakukan hal ini. Akibatnya, audiens juga jadi tak menyimak dengan baik dengan apa yang kita sampaikan karena sibuk memperhatikan kita terus bergerak ke kiri ke kanan atau maju mundur.
  • Jika area panggung luas, memang sebaiknya kita sesekali bergerak ke kiri atau ke kanan panggung dengan tujuan lebih mendekatkan diri dengan peserta. Tapi tidak dilakukan secara berlebihan.

7. The Voice dan Pilihan Kata

The Voice menjadi tips public speaking terakhir dari yang disampaikan Mas Away pada training yang saya ikuti. Sebenarnya masih banyak tips lain sih, tapi karena keterbatasan waktu tentunya Mas Away memilih hal-hal terpenting terlebih dahulu yang disampaikan kepada kami.

Voice, atau suara, perlu menjadi perhatikan karena ini berhubungan dengan pesan apa yang ingin kita sampaikan kepada audiens.

Ada 4 poin penting dalam the voice, yaitu:

– Volume

Volume suara harus mampu menjangkau audiens yang berada di depan maupun yang duduk paling belakang. Jika dalam kelompok kecil di ruangan yang kecil maka penggunaan mic bisa ditiadakan. Namun jika acara diadakan di ruangan yang besar dengan jumlah audiens yang banyak maka sebaiknya menggunakan mic agar kita juga tak perlu bicara sampai berteriak-teriak.

– Artikulasi

Artikulasi terkait dengan kejelasan kita dalam mengucapkan kata per kata. Usahakan mengucapkan setiap suku kata dengan jelas sehingga audiens bisa benar-benar memahami apa yang kita bicarakan. Bagusnya untuk jadi pembicara kita bisa melakukan latihan olah vokal untuk memaksimalkan artikulasi, seperti latihan mengucapkan huruf, kata dan kalimat, secara rutin pada kata atau kalimat dengan huruf yang memiliki bunyi sama, seperti POPO, VOVO, FOFO.

– Intonasi

Intonasi bisa disebut pula tone suara, atau tinggi rendah suara yang digunakan saat mengucapkan tiap-tiap suku kata atau kalimat. Hindari menggunakan Robot Voice, yaitu suara bernada datar tanpa ada intonasi naik turun. Audiens bisa merasa sangat bosan jika sepanjang dua jam (atau malah seharian) mendengarkan pembicara menyampaikan materi dengan nada seperti ini.

Hindari pula menggunakan intonasi tinggi dengan suara yang keras dalam waktu lama. Audiens akan merasa sedang dimarahi oleh kita dan itu pastinya membuat tak nyaman.

Paling tepat gunakan intonasi storyteller, intonasi naik dan turun yang tepat, yang digunakan bersamaan dengan volume suara yang kadang lembut, lemah, atau keras, sehingga saat pembicara berbicara lebih menarik dan tidak membosankan.

– Tempo

Tempo berhubungan dengan cepat atau lambatnya pembicara ketika berbicara. Jangan terlalu cepat karena materi akan tak tersampaikan dengan baik, jangan pula terlalu lambat karena pastilah sangat membosankan kalau harus mendengar orang lain berbicara dengan lambat begini. Pilihlah tempo yang paling sesuai dengan bahasan yang sedang kita bicarakan dan pas (tidak cepat dan tidak lambat).

Bisa karena biasa. Kalimat ini diucapkan Mas Away di akhir acara. Sebanyak apa pun tips public speaking yang dipelajari akan kurang manfaatnya kalau tak dipraktikkan secara rutin. Jadi teruslah berlatih dan semoga tips public speaking ini bermanfaat.

Sedang mengikuti pelatihan prakerja untuk meningkatkan skill

About the author

Hobi saya dalam hal kepenulisan menjadikan saya ingin selalu berkarya. Menciptakan ruang blog monicaanggen.com ini bukanlah sesuatu hal yang kebetulan gais. Sit, Enjoy, and Starting Read.. ^_^

27 pemikiran pada “Tips Public Speaking di Training of Trainer Blogger Crony”

  1. Berbicara di depan orang banyak memang bukan sesuatu yg gampang ya. Semoga acara semacam ToT ini makin sering diadakan.
    Trima kasih utk sharing tulisannya

    Balas
  2. Bernas sekali ini tips2nya. Bookmark dulu ah.
    Iya benar. Steve jobs adalah orang yg jago storytelling, bahkan terasa cerita itu dalam produk2nya.

    Balas
  3. Waktu kali pertama bawain training di kantor itu gugupnya ga karuan karena audiencenya kenal jadi berasa gimana gitu hahaha tipsnya ini mantul banget aku jadi pengen belajar terus kalau udah lancar malahan makin enak sih bicara didepan

    Balas
  4. Public speaking ini selain peguasaan ilmunya tentunya dibutuhkan banyak berlatih ya karena ifat ilmunya kan aplikatif. Semakin serng latihan, akan semakin trampil

    Balas
  5. Public speaking memang tak bisa hanya secara teori aja ya, harus praktek dan praktek. Semakin tinggi jam terbang tampilnya, semakin terasah kemampuan bicaranya.
    Ini ilmu yang harus dipelajari lagi bagi emak2 yang udah kelamaan ngendon di rumah.
    Tipsnya sangat membantu banget.

    Balas
  6. Berbicara di depan banyak orang memang PR banget buat saya, Mbak. Sampai saat ini kayaknya belum berani bicara di depan banyak orang, terutama untuk kalangan orang dewasa. Kalau di depan anak-anak saya sudah pernah, meski tetap ada groginya juga hehehe

    Balas
  7. Artikelnya ini bener2 penuh dengan yg aku butuhkan.
    Selama ini selalu gak berani bicara depan orang banyak. .
    Aku selalu gagal saat tatap mata, huhuhu.. Dulu waktu masih nyanyi, pernah beberapa kali nada goyang dan lupa lirik gara2 tatap mata kelamaan 🤣🤣🤣

    Balas
  8. Wah aku trmasuk orang yang gak bisa bicara di muka umum juga nih mbak, perlu juga ya ikutan public speaking supaya lebih percaya diri. Nah event kaya gini membuat kita bisa tahu lebih banyak tips-tipsnha ya mabk juga bisa langsung praktek.

    Balas
  9. Beberapa kali aku jadi pembicara masih aja gugup. Harus belajar public speaking juga nih. Aku masih takut-takut wkwk. Ini materinya komplit banget. Kapan-kapan mau ikutan.

    Balas
  10. Kangeeeen banget sama sahabat BCC.
    Aku terkenang sama ilmu yang disampaikan mas Away saat Blogger Gathering kemarin, kak Mon…
    Rasanya kalau males nulis, langsung cliink~
    (kata mas Away waktu itu…”Kita semua bisa menulis dengan cepat, masalah memperbaiki…nanti saja, yang penting nulis dulu…”)

    Kayanya iyayaa…

    Btw,
    Kak Monic…aku request doonk….kangen baca tulisan non-fiksi nya kak Monic.
    Hehhe…aku lengkap loo..koleksi buku non-fiksinya kak Monic…
    ((Bangga))
    hhhehehe…

    Balas
  11. wah tips public speakingnya bagus banget, lengkap bahasannya. kadang masih suka nge-blank untuk bicara di depan orang banyak xD kadang jadi bingung mau ngomong apa, hihi.. thank you tips nya 😉

    Balas
  12. Nah ini nih yang saya perlukan karena sejauh ini masih gagap ngomong depan teman bloger meskipun saya yakin mereka paham ilmu yang saya maksud

    Balas
  13. Kenali audiens memang perlu disiapkan, biar obrolan lebih renyah, tahu lagi apa yang update sekarang, dan sesuai dengan usia mereka.

    Balas
  14. Grogi itu harus, supaya kita mempersiapkan semuanya dengan baik sebelum ada didepan umum.

    Pokoknya perasaannya ngeri2 sedap lahh..

    Btw, om Punto juga luar biasa udah berani maju kedepan

    Balas
  15. waaa seneng banget dapet tips dari mas Away ya mba.. emang perlu latihan bgt public speaking ini, aku pun sampe sekarang masih nervous setiap mau bicara di depan umum, hehehe…

    Balas
  16. Lengkap bangeeet tips-tipsnya mba. Trims sudah berbagi di sini. Sampai-sampai bahasa tubuh pun penting banget ya saat public speaking. Aku udah lama banget nggak ngomong di depan umum, di depan orang banyak. Mesti nervous banget aku kalau dapat kesempatan ngomong lagi di depan umum. Mesti nyaman sama diri sendiri dulu ya baru bisa bikin orang lain yang dengar kita juga jadi nyaman.

    Balas
  17. Salut buat BCC, yang kreatif mengcreate acara buat skill develop Blogger, smoga berkah dan sukses amin

    Balas
  18. Aaah aku banget nih!! Perlu latihan public speaking, karena kalu udah di depan orang banyak pasti aku keringat dingin. Terus buyar deh semua yang mau diomongin. Groginya itu lho ga nahan, padahal materi presentasi udah siap, bahkan udah bikin notes kecil buat poin-poin pentingnya :((

    Balas
  19. Diskusinya seru dan bermanfaat nih kak Monic. Bicara depan orang itu nggak muda kalau nggak tahu ilmunya juga. Biar nggak salah omong juga kan.

    Balas
  20. Wah, ilmunya bermanfaat banget, moga bisa ikutan ToT. Betul banget kalimat penutupnya mbak, kalau tidak dipraktekan kapan mau bisanya😁

    Balas
  21. Waw, bagus banget nih mba ilmunya, aku juga kadang kalau lagi di dapuk untuk jadi fasilitator dan bingung ngomong apa, biasanya aku ajak audiense buat aktif, ntar pas inget baru balik lagi ke topik, karena biasanya audiense punya another pengalaman yang bisa di share sama audiens lain, tapi juga harus bisa nge cut waktunya yah.

    Balas
  22. Bener banget ini. Kalo kita grogi saat menjelaskan apalagi saat ada yang nanya :). Kuncinya dalam public speaking menguasai audience dan perbanyak interaksi ya kak,makasih ilmunya.

    Balas
  23. Bener banget kak,kita harus percaya diri dalam menyampaikan materi,sehingga saat menjawab bisa pertanyaan bisa dengan percaya diri atau mau bertanya kembali pada audience yang sudah lebih berpengalaman tentang kasus yang dipertanyakan peserta. Kudu dua arah yah,makasih ilmunya kak.

    Balas
  24. jujur nih, saya pribadi dulunya gak pede ngomong didepan umum..
    eh setelah lulus kuliah ngomong didepan umum terus selama 8 tahun hehe

    Balas

Tinggalkan komentar