Cegah dan Atasi Osteoporosis Sedini Mungkin

Awal bulan lalu ketika mertua perempuan saya mengabarkan kalau papa mertua kakinya sakit akibat pengapuran tulang, saya secara tanpa sengaja langsung bilang kalau penyakit papa itu karena osteoporosis. Namun ketika saya mengusulkan untuk banyak berolahraga dan makan makanan yang mengandung kalsium tinggi, mertua perempuan saya mengatakan kalau sudah terlambat untuk cegah dan atasi osteoporosis sedini mungkin. Benarkah demikian?

Tingginya Risiko Orang Terkena Osteoporosis

Menurut data yang dimiliki Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 1 dari 3 perempuan dan 1 dari 5 laki-laki berusia di atas 50 tahun di seluruh dunia akan mengalami patah tulang akibat osteoporosis. Itu artinya, kurang lebih sembilan juta patah tulang terjadi setiap tahun, dan 1 kasus patah tulang terjadi setiap 3 detik. Jika di dunia saja kasusnya sebanyak itu, berapa jumlah kasus osteoporosis di Indonesia?

Dari Laporan Kegiatan Pengabdian Masyarakat yang dibuat oleh Tetti Seriati S, S.S.T, M.Kes, berjudul Penyuluhan Osteoporosis dan Pemeriksaan Gratis Terkait Dengan Program Prolanis di Wilayah Kerja Puskesmas Simalingkar Kelurahan Simpang Selayang, bertanggal 6 Mei 2016, disebutkan bahwa sebanyak 23 persen perempuan di Indonesia berusia antara 50-80 tahun dan 53 persen perempuan berusia 70-80 tahun mengidap osteoporosis. Angka tersebut didapatkan dari penelitian yang dilakukan pada tahun 2006.

Sumber: Kemenkes RI Dalam Acara Cegah dan Atasi Osteoporosis Sedini Mungkin

Masih dari laporan yang sama dituliskan perempuan memiliki risiko mengalami osteoporosis empat kali lipat lebih besar dibandingkan laki-laki. Risiko yang dialami perempuan itu menjadi semakin besar kalau di usia kurang lebih 40 tahun, perempuan telah mengalami menopause. Dengan kata lain, hilangnya hormon estrogen setelah henti menstruasi semakin meningkatkan risiko menopause.

Melihat semakin tingginya angka penderita osteoporosis di Indonesia, maka Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyelenggarakan acara sosialisasi osteoporosis dengan tema “Cegah Patah Tulang Akibat Osteoporosis Melalui Germas”. Acara ini diselenggarakan di Hotel Manhattan, Jakarta, pada 25 Oktober 2017 lalu, sekaligus untuk memperingati Hari Osteoporosis yang jatuh pada 20 Oktober.

Diskusi Interaktif Cegah dan Atasi Osteoporosis

Saya beruntung sekali mendapat kesempatan menghadiri acara Osteoporosis ini bersama teman-teman dari Blogger Cihuy. Ketika tiba di lokasi acara, semua peserta dan undangan mendapatkan kesempatan untuk memeriksakan kepadatan tulang. Untungnya hasil pemeriksaan saya masih bagus. Selesai melakukan pemeriksaan, saya dan undangan lainnya langsung memasuki ruangan dan acara pun dimulai.

Pada acara ini hadir Ibu Lily Suryani dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI (P2PTM Kemenkes RI), menjadi pembicara pertama. Ia menjelaskan fakta bahwa ada lebih dari 200 orang di dunia menderita osteoporosis, penyakit yang disebut juga sebagai silent disease, karena merupakan penyakit yang gejalanya hampir tak terlihat. Tahu-tahu saja kita bisa didiagnosis telah terkena osteoporosis. Selain Ibu Lily, hadir pula dalam acara dialog interaktif ini antara lain: Drg. Diah dari Kementerian Kesehatan, Ketua Perosi dr. Tanya Rotikan, dan perwakilan dari Perkumpulan Warga Tulang Sehat Indonesia (Perwatusi) dr. Ade.

Dr. Tanya Rotikan, SpKO, Ilmu Kedokteran OR FKUI mengatakan dalam sesinya kalau gaya hidup zaman sekarang banyak yang jadi penyebab terjadinya osteoporosis, seperti malas bergerak, berjalan pelan, jarang terkena sinar matahari, terlalu banyak duduk, dan sebagainya. Padahal dari gaya hidup sehari-hari kita bisa menjaga kepadatan tulang serta bisa cegah dan atasi osteoporosis sedini mungkin.

“Anak-anak zaman sekaarang gemar pakai sepatu hak tinggi dan ritme jalannya pelan, beda dengan orang zaman dulu yang suka jalan cepat. Khusus untuk wanita, kurangi pakai heels karena bisa mengganggu bentuk tulang belakang. Sementara jika ada lansia di rumah, usahakan untuk mendampingi mereka, terutama kalau mereka ke kamar mandi, agar tidak tergelincir. Jika lansia sampai jatuh dan patah tulang akibat osteoporosis maka bisa menimbulkan beban moril baik bagi penderita maupun bagi keluarga yang mendampinginya,” ungkap Dr. Tanya.

Pentingnya Latihan Fisik Untuk Cegah dan Atasi Osteoporosis

Osteoporosis disebut juga tulang keropos yang terjadi akibat berkurangnya kepadatan tulang di dalam tubuh sehingga meningkatkan risiko patah tulang. Penyakit ini hampir tak ada gejala. Namun jika kita teliti dan mulai merasa suka nyeri di bagian tulang belakang, tinggi tubuh berkurang, dan postur tubuh bungkuk maka ada baiknya segera memeriksakan diri.

dr. Ade Jeanne Tobing, SpKO mengatakan cara terbaik cegah dan atasi osteoporosis sedini mungkin adalah banyak melakukan aktivitas fisik. Dengan sering beraktivitas, senam, berjalan kaki, berolahraga, intinya sering bergerak secara fisik, kepadatan tulang akan terjaga dengan baik.

“Anak-anak yang suka melompat-lompat, berlarian, dan bergerak terus, pertumbuhan tulangnya akan baik dan ini jangan dilarang,” kata dr. Ade kepada para undangan yang hadir.

Hal penting berikutnya yang perlu dilakukan untuk cegah dan atasi osteoporosis sejak dini adalah menjalani gaya hidup sehat, seperti tidak minum alkohol, mengkonsumsi makanan yang kaya kalsium, memenuhi kebutuhan tulang akan vitamin D, dan tidak merokok. Dengan menjalani gaya hidup sehat dan menerapkan germas dalam hidup sehari-hari diharapkan kelak beberapa tahun lagi tulang kita tetap dalam kondisi sehat.

Sedang mengikuti pelatihan prakerja untuk meningkatkan skill

About the author

Hobi saya dalam hal kepenulisan menjadikan saya ingin selalu berkarya. Menciptakan ruang blog monicaanggen.com ini bukanlah sesuatu hal yang kebetulan gais. Sit, Enjoy, and Starting Read.. ^_^

2 pemikiran pada “Cegah dan Atasi Osteoporosis Sedini Mungkin”

  1. cara terbaik cegah dan atasi osteoporosis sedini mungkin adalah banyak melakukan aktivitas fisik. ini mengingatkan kalau jangan males gerak. Berkegiatan biar tubuh aktif terus.

    Balas
  2. Ternyata kalau anak aktif berlarian bagus buat tulangnya ya, cuman kita sebagai orang tua mungkin yang pusing. hehehe

    Balas

Tinggalkan komentar