Apa Itu Topical Authority, Cara Kerja, dan Cara Membuatnya

Home » Content Marketing » Apa Itu Topical Authority, Cara Kerja, dan Cara Membuatnya

Pembahasan mengenai topical authority adalah salah satu topik yang katanya dapat membantu meningkatkan traffic organic website atau blog, dan bisa pula memperbesar peluang mendapatkan posisi teratas hasil pencarian di SERP.

Benarkah demikian? Apa itu topical authority, cara kerja, dan cara membuatnya? Simak penjelasan lengkapnya di artikel saya kali ini, yuk.

Apa Itu Topical Authority?

Topic authority atau topical authority adalah seberapa kuat otoritas yang kamu bangun untuk topik tertentu di dalam website atau blog.

Maksudnya, website dengan otoritas topik yang kuat harus mampu menunjukkan expertise, keahlian, atau penguasaan yang baik terhadap topik-topik yang diulas.

Contohnya, saya berprofesi sebagai penulis, baik penulis buku maupun content writer. Lalu, saya ingin menulis satu artikel tentang apa itu content marketing?

Nah, satu tulisan mengenai pengertian content marketing tidak bisa menunjukkan keahlian saya di bidang penulisan konten pemasaran.

Saya harus menulis ulasan lain yang melengkapi konten tersebut, seperti manfaat content marketing, membuat konten, cara implementasi, dan hal-hal penting lainnya yang berhubungan dengan apa dan bagaimana konten marketing.

Dengan cara ini, tulisan saya mengenai content marketing yang saya publikasikan di blog dapat memiliki otoritas yang tinggi dan akan direkomendasikan oleh Google sebagai sumber informasi terpercaya dan punya kredibilitas yang baik.

Cara Kerja Topical Authority

Berdasarkan referensi dari Google Search Central, adapenjelasan tentang cara kerja topic authority. Jadi pada 23 Mei 2023 lalu, Google akhirnya meluncurkan sistem yang disebut topical authority.

Google mengembangkan sistem ini untuk menentukan website mana saja yang bisa menjadi sumber valid dan mampu memberikan informasi yang akurat, kredibel, dan kebenarannya bisa dipertanggungjawabkan kepada pengguna internet.

Ada 3 sinyal penting dalam cara Google mengimplementasikan otoritas topik dalam penentuan referensi di Search Engine Result Page (SERP), yaitu:

1. Sumber Referensi untuk Topik atau Lokasi Tertentu

Google membutuhkan sumber-sumber yang valid terkait topik maupun lokasi tertentu sehingga bisa merekomendasikan sumber yang relevan dengan pencarian user.

Misalnya, saat ada user yang mencari tentang artikel listicle, maka yang muncul di halaman pencarian adalah website-website yang memang memiliki otoritas tinggi untuk topik tersebut.

2. Pengaruh dan Orisinalitas

Pada tahun 2022 lalu, Google sudah menambahkan label Highly Cited untuk menampilkan publikasi asli, berpengaruh, dan memiliki kewenangan pada topik tertentu.

Artinya, sistem Google sudah bisa mengenali mana laporan atau tulisan asli, yang kemudian banyak publisher lain kutip sehingga yang asli lebih berpotensi untuk direkomendasikan kepada lebih banyak orang.

3. Reputasi Sumber

Adanya sistem topical authority membantu Google memahami riwayat publikasi dari sumber berkualitas, rekomendasi dari sumber ahli, atau dari seseorang yang memang memiliki kredibilitas untuk mengulas topik tertentu.

Dari ketiga sinyal di atas, maka hasil yang muncul di halaman hasil pencarian pada search engine, seperti Google, diharapkan bisa lebih baik.

Sederhananya, kanal-kanal berita lokal yang memiliki otoritas tinggi dalam hal topik maupun liputan di lokasi tertentu akan lebih sering muncul di hasil pencarian teratas, terutama untuk berita-berita yang meng-cover wilayah publikasi mereka.

Sementara publisher atau pemilik website dengan keahlian tertentu akan lebih mungkin muncul dalam pencarian teratas ketika konten mereka paling membantu user untuk memahami topik tertentu.

Pertanyaannya sekarang, bagaimana cara membuat topical authority? Lanjutkan membaca, yuk.

Cara Membuat Topic Authority atau Topical Authority

Pada dua artikel sebelumnya, saya sudah menulis tentang apa itu topic authority dan manfaat topic authority.

Saya harap, kamu sudah membaca dua artikel tersebut supaya lebih paham mengenai topical authority secara keseluruhan.

Lalu untuk membuat dan membangun otoritas untuk topik tertentu berikut saya jabarkan langkah-langkahnya berdasarkan pengalaman yang sudah biasa saya lakukan:

1. Tentukan Parent Topic

Parent topic atau topik utama kurang lebih sama dengan menentukan niche yang lebih spesifik. Artinya, kita harus memilih dan menentukan satu topik yang akan kita bangun otoritasnya.

Menentukan parent topic bisa berdasarkan skill atau keterampilan yang kita miliki, keahlian yang kita kuasai, atau pengetahuan baru yang secara prinsipil bisa kita jelaskan dengan baik. Contohnya seperti saya yang memang bekerja di dunia kepenulisan dan berprofesi sebagai SEO Content Strategist.

Maka saat ingin menulis tentang artikel, saya akan lebih memilih topik utamanya, yaitu “artikel listicle”. Contoh lain, saya lebih memilih mengangkat content marketing sebagai topik utama, alih-alih hanya menentukan “content atau konten”

Penentuan topik yang spesifik akan membantu kita jadi lebih fokus dalam mengembangkannya dan topik yang dibahas juga tak melebar ke mana-mana.

2. Lakukan Riset Kata Kunci

Karena menulis di media digital seperti website dan blog, maka kita perlu melakukan riset kata kunci sesuai dengan topik tulisan yang mau ditulis.

Contoh:
Topik utama: content marketing.
Maka keyword yang perlu kita riset, antara lain:

  • content marketing adalah
  • apa itu content marketing
  • jenis content marketing
  • manfaat content marketing

Pokoknya, cari tahu dulu sebanyak mungkin kata kunci yang berkaitan dengan topik utama. Saat riset, jangan hanya berfokus pada search volume atau jumlah pencarian pada keyword tersebut saja.

Sebaiknya lihat juga tingkat persaingannya, potensi pengembangan konten, keyword turunan, short-tail keyword, long-tail keyword, dan sebagainya.

Kenapa riset kata kunci penting? Karena penggunaan kata kunci yang tepat dan relevan dengan pencarian audiens menjadi salah satu indikator yang Google gunakan untuk memunculkan tulisan di hasil pencarian.

Untuk melakukan riset kata kunci, kita bisa menggunakan berbagai tools riset kata kunci, seperti Ahrefs, SEMRush, Google Keyword Planner, dan sebagainya.

riset keyword dengan Ahrefs

Kalau ingin menggunakan Ahrefs tanpa harus subscribe, tinggal hubungkan saja Ahrefs dengan email yang digunakan untuk login ke blog.

Lalu pilih bagian Keyword Explorer, ketik kata kunci yang mau dianalisis, nanti akan muncul daftar kata kunci beserta volume pencariannya.

3. Buat Topic Cluster

Topic cluster adalah proses pengelompokkan topik dan kata kunci dalam satu cluster yang saling berkaitan.

Kluster topik ini biasanya memiliki satu halaman utama yang membahas tentang suatu topik secara mendalam dan dikenal dengan sebutan konten pilar.

Lalu, di dalamnya ada internal link yang menghubungkannya dengan konten-konten lain dengan topik yang relevan dan spesifik.

Contoh clustering topic bisa dilihat di bawah ini. Ini klustering topik yang biasa saya buat untuk konten blog monicaanggen.com:

contoh topic clustering di blog monicaanggen.com

4. Hasilkan Konten Berkualitas Tinggi

Jika sudah melakukan riset kata kunci dan sudah pula membuat topic clustering secara lengkap, maka sekarang waktunya mulai menulis.

Kamu bisa menggunakan banyak sumber yang valid dari website, buku, hasil mengikuti kelas atau webinar, dan sebagainya.

Namun usahakan tulisan kamu otentik, tidak ada unsur plagiat, dan lebih bagus lagi kalau disertai dengan pengalaman pribadi.

Beberapa panduan dalam penulisan konten yang berkualitas tinggi, antara lain:

  • Mengandung keyword, turunan keyword, namun tidak stuffing keyword ya.
  • Menerapkan teknik SEO, seperti struktur konten yang nyaman dibaca manusia, ada meta title, meta description, image, ALT image, dll.
  • Memastikan konten memenuhi kaidah E.E.A.T yang Google tentukan.
  • Konten harus berfokus pada manusia, bukan pada robot mesin pencari.
  • Isi konten atau artikel yang kamu tulis bisa menjawab pertanyaan pengguna internet.

5. Manfaatkan Fitur People Also Ask (PAA)

Pernah tidak kamu menemukan kolom “orang juga bertanya” saat melakukan pencarian di mesin pencari? Nah, inilah yang disebut fitur People Also Ask.

Manfaatkan fitur ini untuk menjawab berbagai pertanyaan dari pengguna internet dan bisa sekaligus memperkaya konten kamu. Caranya bisa memperhatikan image berikut:

people also ask bisa jadi ide untuk membuat konten yang relevan dengan user intent

Selain itu, kamu juga bisa menggunakan website Also Asked dengan mengunjungi situsnya di AlsoAsked.com. Ketikkan kata kunci yang mau kamu buatkan cluster-nya untuk menjadi ide konten tulisan.

Contohnya saya menggunakan kata kunci: content marketing. Maka hasilnya bisa dilihat dari gambar di bawah ini:

klustering topik di web also asked

6. Bangun Link Building

Ada dua jenis link yang ada dan perlu kamu pahami dengan baik dalam proses link building, yaitu internal link dan eksternal link.

Internal link adalah link-link dalam artikel yang berfungsi untuk menghubungkan antara satu artikel dengan artikel lainnya yang relevan.

Gunakan anchor teks yang sesuai saat memasang internal link ya. Kamu bisa mempelajari pemasangan link internal dan penggunaan anchor pada artikel ini, juga pada artikel-artikel lain dalam blog saya yang sekarang kamu baca.

Kemudian link yang kedua adalah eksternal link atau link keluar. Jenis link ini bisa kamu gunakan untuk menautkan sumber referensi atau rujukan untuk memperkuat isi tulisan kamu.

7. Analisis dan Evaluasi

Sebagai catatan, ada banyak faktor yang mempengaruhi performa dan kinerja situs termasuk konten-konten di dalamnya.

Meski begitu, kita bisa tetap melakukan analisis dan evaluasi terkait kinerja dan hasil konten yang kita buat dengan menggunakan topical authority.

Salah satunya caranya dengan menganalisis traffic dan kinerja konten di Google Analytics (GA4). Caranya:

  • Buka GA4, masuk ke Report.
  • Buka Traffic Acquisition.
  • Pelajari channel dan sumber traffic yang masuk ke situs.
  • Perhatikan juga traffic dari konten yang dibuat apakah ada kenaikan atau tidak.

Ingin traffic website atau blog meningkat? Coba terapkan cara membuat topical authority di atas. Ingin berdiskusi lebih lanjut? Coba ketikkan pertanyaan di kolom komentar. Saya akan mencoba menjawabnya nanti dan mari kita berdiskusi.

Sedang mengikuti pelatihan prakerja untuk meningkatkan skill

About the author

Hobi saya dalam hal kepenulisan menjadikan saya ingin selalu berkarya. Menciptakan ruang blog monicaanggen.com ini bukanlah sesuatu hal yang kebetulan gais. Sit, Enjoy, and Starting Read.. ^_^

31 pemikiran pada “Apa Itu Topical Authority, Cara Kerja, dan Cara Membuatnya”

  1. Ternyata masih ada yang belum saya ketahui, dan baru tahu setelah baca tulisan mba monica. Noted mba, saya coba resapi dan praktekan nanti

    Balas
  2. Wah insightful sekali Kak Mon! Nggak dipungkiri skill seperti ini yang harus dimiliki blogger zaman sekarang ya untuk bisa terus tumbuh dan memiliki pemahaman lebih 🙂

    Balas
  3. topical authority sangat bagus dan penting ya, Mbak. Kita jadi fokus dengan apa yang kita tulis dan bisa megembangkan topik tulisan yang kita kuasai. Dan khusus saya, harus banyak belajar juga soal ini.

    Balas
  4. oh ini tuh berarti kayak niche blog gtu ya? aku kira niche sekarang udah nggak berpengaruh. ternyata masih ya. hadeeeh, mana blogku gado-gado pula 😅 mau bahas satu topik tapi kok rasanya aku nggak jago2 banget. jd selalu urung. thanks infonya kak Mon sgt membantu

    Balas
  5. Whah daging banget ini, terima kasih Kak Mon untuk ilmunya. Harus mulai dari bawah lagi untuk membuat parent topic, coz so far blog saya gado-gado sekali. Ah, jadi pengen punya blog baru dengan niche yang spesifik

    Balas
  6. Ternyata dunia per-website-an emang luar biasa luas ya Mbak Mon. Aku sendiri sebagai blogger pemula, cuma tahu DA dan PA karena relate sama job perbloggingan. Tapi ternyata ada topical Authority juga dan baru paham sedikit-sedikit. Thanks for sharing mbak Mon 🙂

    Balas
  7. Wah dapat ilmu baru lagi nih. Jadi, mesti ada materi bahasan yang lebih dominan ya. Paling bagus lagi kalo kita menguasai materi tersebut. Topical Authority ini juga harusnya bisa diterapkan untuk blog gado-gado dong ya Mba? Nggak mesti yang satu niche aja. Very nice sharing 👍👍

    Balas
  8. Untuk bisa menghasilkan konten yang berkualitas tinggi memang tidak mudah ya, kecuali dibarengi keberuntungan. Selain algoritma yang terus berubah, ini tentang tropical authority saya juga harus belajar lebih banyak lagi nih

    Balas
  9. Ada lagi ternyata namanya, topical authority..
    Berarti sebagai blogger kudu nih ya walau mungkin belum menguasai banget, tapi setidaknya paham menggunakannya biar blog yg dikelola makin ciamik lagi

    Balas
  10. Thanks mb Mon, jadi belajar banyak sekali tentang Topical Authority. Paling senang juga, akhirnya bisa konsultasi langsung perihal Topical Authority ini. Hasilnya, sangat membuat senang dan bersemangat untuk menulis

    Balas
  11. Kalau algoritma google yang sekarang memang lebih fokus pada blog atau web yang punya Topical Authority tinggi ya. Jadi harus berbenah lagi nih di blog utama yang mulai amburadul

    Balas
  12. Kalau traffic lagi menurun, kadang aku ngerasa keyword yang aku pakai itu-itu aja sehingga mengalami kejenuhan dan kayanya, aku kudu mikirin topical authority yaa.. topiknya diperbarui sesuai dengan pertanyaan yang bakalan sering ditanyakan dan bisa dianalisis melalui People Also Ask.

    Haturnuhun pencerahannya, ka Moon.

    Balas
  13. Masya Allah, ilmu banget ini. Kusimpen dan kupelajari lagi pelan-pelan sambil (memaksa diri biar nggak males) praktik. Btw buat pakai keyword planner di Ahrefs itu berbayar ya.

    Balas
  14. Makasih banyak ilmunya kak Mon. Baru tahu saya. Sekarang jadi mantap mau fokus bahas beauty agar konten beuaty naik lagi. Biasanya gado gado. Mau bikin topical audithory juga ah.

    Balas
  15. Ka Moon, aku catet semua point-point yang ka Moon sebutkan.
    Rasanya menjadi penting sekali ketika menulis dan menghasilkan traffic sesuai dengan ekspektasi, mengingat proses kreatif itu adalah sebuah perjalanan.

    Balas
  16. Jadi udah gak bisa lagi pake blog yg lifestyle ya, Kak Monica? Lebih baik milih niche tertentu agar topical authority-nya bagus. Wahh kudu nguprek blog lagi nih, dibenerin isinya.

    Balas
  17. aku sudah coba bikin tabelnya, dan membantu untuk bikin topic authority, malah bikin terarah sih kalau mau nulis artikel, dan masih belajar terus untuk memanfaatkan PAA agar tulisan menarik dibaca dan dicari pembaca

    Balas
  18. Baca ini semakin paham mengenai apa itu topical authority, jadi lebih mudah dalam membuat riset keyword kak Mon, terima kasih. Mau coba kuterapin ke blog-blog anakan juga biar kedepannya semua artikelnya lebih SEO dan bisa masuk page one (aamiin, mimpi aja dulu) sesuai juga dengan apa yang orang butuhkan

    Balas
  19. Karena saya sudah punya satu blog nice yaitu Rumah Kurcaci Pos yang khusus seputar anak-anak, maka saya coba menerapkan pelan-pelan ilmunya, Mbak Monica. Jadi nanti saya bisa okus. Terima kasih ya, Mbak.

    Balas
  20. Bisa dibilang mau sebagus ap SEO On Page kita, kalau pembahasan tentang suatu topik di blog kita nggak lengkap ya wes. Nggak direkomendasikan google buat jadi referensi orang gitu kali ya, Kak Mon…

    Balas
  21. merencanakan Topical Authority ini wajib banget kalo ingin bangun niche yang spesifik, biar bikin artikelnya gak melenceng jauh dari topik awal yang kita bangun. makasih sharingnya mba Moooon,, buat referensi belajar lagi artikel ini.. hehehe..

    Balas
  22. Seru juga Mbak Mon membangun Topic Authority blog ini. Apalagi sekarang lagi praktik bareng BRT. Semoga lulus sampai bulan ketiga. Dan saya udah punya 150 ide tulisan lebih nih Mbak Mon, hehehe. Tinggal cek search volumenya.

    Balas
  23. Membuat artikel berkualitas tinggi memang perlu effort yang tinggi juga ya Mba. Dan mesti dibarengi sama skill, salah satunya SEO ini. Biar supaya artikel makin optimal

    Balas
  24. Ini sedang coba praktek berdasarkan tulisan ini nih ka Mon. Masih agak meraba-raba keyword yang pas cuma perlahan udah melakukan. Semoga nanti setelah beberapa bulan ada kenaikan trafik

    Balas
  25. Dunia blogger ternyata begitu luas, dari niche blog, kita masih harus merinci lainnya seperti membuat topical authority, kemudian membuat turunannya, baru mulai riset. Saat mau mendalami, belajar blog ga ada habisnya

    Balas
  26. Setuju kak @Nurul begitu luasnya dunia web ini. Makin kita pelajari, makin banyak pula hal yang kita ketahui dan ternyata bermanfaat bagus buat blog/web yang dikelola

    Balas
  27. Aku baru tahu tentang topical authority, Mbak. Nangkepku sih kayak Niche blog gitu yak? Aku harus baca berulang nih biar lebih paham lagi…
    Dan terimakasih ilmunya,harus memanfaatkan people also ask…

    Balas
  28. masya Allah lengkap dan gamblang. Aku klik dua rekomendasi artikel lainnya Kak Mon.
    Aku perlu belajar lebih banyak nih, rasa-rasanya masih banyak hal yang belum aku ketahui nih. Membaca tulisan ini dengan disertai contoh tabulasi dan infografisnya membuatku mudah untuk mengerti. Terima kasih kak.

    Balas
  29. Sejak mendengarkan petuah Kaka di SEO summit, saya juga jadi selalu memperhatikan PAA.
    Mengembangkannya jadi judul-judul baru. Arah betapa pingunnya belajar SEO yg serius, biar bis menerapkan topical authority dengan baik.

    Balas
  30. Baru dengar ada istilah topical Authority dalam dunia SEO. Duhh lemah banget pengetahuan SEO ku. Wkwk.. Coba belajar lagi lah, pelan-pelan 😊

    Balas
  31. Waduh aku baru tahu juga nih dengan istilah Topical Authority. Tapi secara gak langsung ternyata aku udah menerapkannya juga sih di blog, dengan menulis konten yang saling berelasi satu sama lain. BTW penjelasannya lengkap banget nih tentang Topical Authority, karena sekarang makin paham tentang pentingnya ini, langsung cuss deh buat diterapin ke blog.

    Balas

Tinggalkan komentar